Views: 2221
Abad ke 6, biksu Buddha pernah membuat goa di daerah yang kini menjadi Provinsi Bamiyan di Afghanistan. Peninggalan patung Budha lengkap dengan goa-goa kecil masih ada hingga sekarang, di pegunungan batu itu. Namun pada tahun 2001, saat pasukan Taliban menguasai daerah tersebut, kebanyakan patung Budha kemudian dihancurkan. Goa-goa yang ada, kini menjadi tempat tinggal janda-janda perang Afghanistan yang terusir dan tak memiliki rumah.
Setidaknya ada 700 keluarga yang tinggal di goa-goa gunung batu Bamiyan. Salah satunya Ramazan dan Zahra, istrinya yang telah tinggal selama delapan tahun disana. Kedua anak mereka juga lahir diantara gelapnya goa. Dan seperti kebanyakan anak-anak disana, mereka tak bersekolah karena memang tak ada.
“Tak ada harapan menjadi orang yang berpendidikan jika anda tinggal disini,” kata Ramazan, kepada reporter BBC, Ayoub Arwin dan Daud Qarizadah.
Menurutnya tak ada sekolah didekat lokasi mereka tinggal, sehingga kemiskinan tetap menetap meskipun anak-anak mereka telah siap bekerja.
Sebenarnya Ramazan telah berusaha untuk keluar dari masalah tersebut. Ia pernah mencoba untuk keluar dari daerahnya, tapi terpaksa harus kembali lagi karena tak mampu membayar sewa rumah yang lebih layak.
Perang Taliban
Kebanyakan orang-orang yang tinggal di goa daerah Bamiyan, kehilangan keluarga saat lasykar Taliban mengambilalih Bamiyan pada era 1990-an. Kelompok garis keras aliran Islam Sunni itu membakar habis rumah-rumah pendukung Syiah, yang ada di area itu. Kemudian saat perang usai, banyak yang kembali ke rumah mereka disana, tapi tak banyak yang tersisa dan tak tahu harus pergi kemana lagi.
Seperti juga Halimah, garis hidup perempuan berusia 47 tahun itu berubah setelah suaminya terbunuh oleh kaum Taliban. Sekarang ia hidup dalam sebuah ruang di dalam goa bersama anak lelakinya, keponakan dan tiga cucu.
“Tinggal disini tak pernah ada senangnya,” kata Halimah.
Ia dan keponakannya sekarang menjadi tulang punggung keluarga. Penghasilannya dari membuat kain bordiran, untuk mendapatkan sedikit uang.
Beberapa tahun yang lalu, pemerintah lokal setempat telah berusaha memindahkan para penghuni goa itu, dengan memberikan mereka tanah untuk tinggal. Tapi inisiatif tersebut kemudian dianggap gagal, karena tak ada lagi kabar apapun dari pemerintah.
Menurut para penghuni goa, tanah yang dijanjikan pemerintah itu berada di daerah lebih terpencil lagi, tak ada akses untuk air pula. Sementara dipihak lain pemerintah tak membantu dalam hal keuangan, padahal tak ada orang di goa itu yang memiliki uang untuk membuat rumah disana.
Untuk pemerintah lokal sendiri, masalah orang goa di Bamiyan ini sebenarnya menimbulkan dilema. Sebab semakin lama mereka tinggal disana, maka akan semakin rusak daerah itu. Saat terakhir saja, para penghuni goa sudah menempelkan daun pintu dan jendela, membuat lorong baru dan memasang satelit serta panel surya.
“ Goa itu merupakan situs bersejarah,” kata Gubernur Provinsi Bamiyan, Ghulam Ali Wahdat.
“Seharusnya goa itu tetap kosong, dilindungi dan terbuka untuk turis datang dan mengunjungi,” tambah Ghulam.
Sekarang ia berusaha untuk meminta bantuan di pusat kota Afghanistan , Kabul untuk membuat rencana pembangunan rumah untuk keluarga disana.
Situs Sejarah
Masalah tak hanya berkutat mengenai penghuni goa saja. Situs sejarah yang ada juga terlihat mulai rusak. Penyebabnya merupakan serangan senjata militer pada situs itu. Setidaknya serangan dari roket, meriam tank, dan dinamit pernah terjadi disana. Membaut banyak patung Budha menjadi sangat rusak.
“Kami telah berhasil mendirikan kembali patung Budha kecil yang sebelumnya rusak, serta masih bekerja untuk memperbaiki sebuah patung Budha besar,” kata Sara Noshadi , dari Unesco.
Menurutnya perlu waktu dua tahun lagi untuk memperbaiki keseluruhan situs sejarah tersebut.
Sementara itu, duta Afghanistan untuk Unesco, Qasem Fazeli mengatakan kalau kebijakan pemeliharaan situs bersejarah kini menjadi prioritas utama di Afghanistan . Namun sangat tak mungkin untuk mereka ulang pembuatan patung Budha besar yang sekarang rusak. “Tapi sedikit patung Budha kecil mungkin bisa diperbaiki,” katanya.
Beberapa bulan terakhir, konfrontasi antara pemerintah lokal dan keluarga penghuni goa Bamiyan kembali mengemuka. Latar belakangnya lantaran Bamiyan terpilih sebagai pusat budaya Asia Selatan untuk tahun 2015. Afghanistan berharap dengan status tersebut maka bisa membangkitkan kembali lokasi itu sebagai tujuan bagi turis internasional dan lokal. Sementara banyak orang di Bamiyan berharap agar pemerintah secepatnya menemukan solusi, agar mereka tak hidup didalam goa lagi. (Sulung Prasetyo)