Views: 0
MOSKWA – Dampak sosioekonomi akibat runtuhnya negara Uni Soviet juga menimpa kehidupan alam liar. Sebuah penelitian terbaru menemukan, banyak jumlah satwa mamalia di Russia kini berkurang secara drastis, bila dibandingkan tahun 1991 lalu.
Demikian diungkapkan para peneliti dari Universitas Wisconsin Madison Amerika Serikat (AS), dalam pubikasi di jurnal Conservation Biology, Senin (19/1/2015). Kemungkinan alasan makin berkurangnya satwa tersebut karena pemburuan dan kurangnya penjaga pada kawasan dilindungi.
“Kami bisa membuktikan adanya penurunan secara simultan jumlah rusa liar, beruang coklat dan rubah di banyak daerah di Rusia pada awal 1990-an, tepat setelah jatuhnya pemerintahan Uni Soviet,” kata Eugenia Bragina, dari Universitas Wisconsin Madison.
Ketika ditanya kenapa hanya ketiga satwa tersebut yang diteliti, menurut Eugenia lantaran ketiga satwa itu memiliki perbedaan dan habitat tersendiri. Karena perbedaan itu maka diindikasikan penurunan jmlah satwa, tidak terkait dengan jumlah satwa lain.
“Seperti misalnya rubah biasanya berada di hutan dengan pohon muda, dimana mereka bisa mengintai untuk berburu. Sementara rusa liar senang memakan hasil kebun,” kata Eugenia.

Dari hasil penelitian mereka ditemukan banyak satwa menjadi makin sedikit jumlahnya, berkorelasi dengan kejatuhan Uni Soviet. Menurut Eugenia kejatuhan Uni Soviet yang menyebabkan krisis sosio ekonomi, secara langsung atau tak langsung berhubungan dengan jumlah satwa tertentu.
“Seperti misalnya jumlah petani yang berkurang menanami kebun, pasti akan berpengaruh pada satwa yang suka memakan hasil kebun dari petani tersebut,” tambah Eugenia.
Ditambahkan Eugenia, hanya ada satu satwa disana saat ini yang justru memiliki pertumbuhan populasi lebih baik, yaitu srigala abu-abu. Kemungkinan kenaikan itu juga berhubungan dengan kondisi Uni Soviet yang berubah.
“Dulu saat Uni Soviet masih ada mereka mengeluarkan kebijakan untuk mengontrol populasi srigala abu-abu. Ada insentif yang diberikan bila mampu memburu srigala abu-abu, jadi saat kondisi berubah mak aorang-orang tak perlu lagi memperhatikan kebijakan tersebut,” urai Eugenia lagi.
Penelitian dilakukan untuk satwa yang hidup dimasa tahun 1981-2000. Diperkirakan pada dekade tersebut jumlah srigala abu-abu naik hingga 150 persen. Kondisi itu juga membuat jumlah satwa yang lain berkurang.
Secara umum Eugenia mengatakan bahwa kondisi politik ternyata bisa mempengaruhi kehidupan satwa di alam bebas. (BBC/slg)
+ There are no comments
Add yours