gajah asia

GAJAH ASIA TUNJUKAN KECERDASAN MENGAMBIL MAKANAN DALAM KOTAK

Views: 31

Inovasi individu dianggap sebagai salah satu tanda kecerdasan dari spesies mahluk hidup. Gajah merupakan salah satu hewan yang telah lama diminati para peneliti, karena kecerdasan mereka dalam memecahkan masalah. Sebuah penelitian yang baru diterbitkan di jurnal Animal Behavior, November 2023 ini kembali menunjukan hal tersebut. Dari hasil penelitian selama enam bulan terhadap individu gajah Asia dalam mengakses makanan, mereka mampu memecahkan teka-teki mencari makanan dengan membuka kotak penyimpanan dengan teknik tertentu.

“Ini adalah studi penelitian pertama yang menunjukkan bahwa individu gajah memiliki kemauan dan kemampuan berbeda dalam memecahkan masalah demi mendapatkan makanan,” kata penulis utama studi tersebut, Sarah Jacobson, kandidat doktor psikologi yang mempelajari kognisi hewan di CUNY Graduate Center dan Hunter.

Bertahan Hidup

“Ini adalah pengetahuan yang penting, karena cara hewan berpikir dan berinovasi dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk bertahan hidup di lingkungan yang berubah dengan cepat akibat kehadiran manusia,” tambahnya.

Penelitian dilakukan di Suaka Margasatwa Salakpra di Kanchanaburi, Thailand. Penelitian ini menggunakan kamera untuk mengamati 77 gajah Asia. Kamera akan mendokumentasikan gajah yang mendekat dan memutuskan apakah akan mencoba membuka kotak teka-teki dengan konfigurasi berbeda, Kotak itu sendiri berisi nangka yang sangat aromatik.

Tergantung pada kompartemen tempat gajah berinteraksi, nangka dapat diakses dengan menarik rantai sehingga pintu terbuka ke arah gajah, mendorong pintu sehingga terbuka ke dalam kotak, atau menggeser pintu hingga terbuka ke kanan. Gajah harus berinteraksi secara mandiri dengan kotak teka-teki omtuk mengetahui cara membuka kompartemen.

Seiring waktu, hanya ada 44 gajah yang mendekati kotak teka-teki, dan berusaha mengambil makanan dalam kotak. Para peneliti menemukan bahwa gajah yang lebih sering berinteraksi dengan kotak teka-teki dan lebih gigih, lebih berhasil mengambil makanan dari ketiga kompartemen yang memiliki konfigurasi berbeda. Secara keseluruhan, 11 gajah memecahkan satu jenis kompartemen dan delapan ekor memecahkan dua jenis kompartemen. Lima gajah memecahkan ketiga jenis tersebut, dan dapat dianggap yang paling inovatif.

“Konflik yang melibatkan manusia dan gajah meningkat karena hilangnya habitat alami dan perambahan pertanian terhadap wilayah yang tersisa,” kata peneliti utama lain studi tersebut, Dr. Joshua Plotnik, seorang profesor psikologi di CUNY Graduate Center dan Hunter College, dan Sarah Jacobson’s pembimbing disertasi.

“Menyelidiki inovasi dan penyelesaian masalah pada gajah dapat memberikan pemahaman kita tentang fleksibilitas kognitif gajah liar dan potensi dampaknya terhadap pengelolaan konservasi dan mitigasi konflik manusia-gajah”. (sulung prasetyo)

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours