Views: 2833
Baru-baru ini beberapa ilmuwan penjelajah berhasil menemukan bentukan formasi karang laut terbesar dunia. Formasi karang tersebut berada di barat daya Samudera Pasifik. Diperkirakan memiliki ukuran 34 kali 32 meter.
Penemuan ini sendiri merupakan hasil dari program Proyek Pristine Seas yang diselenggarakan National Geographic. Tujuan awal proyek itu sebenarnya mempelajari tentang kesehatan laut di sekitar Kepulauan Solomon. Saat kemudian mereka menyelam sejauh 12 meter, Nampak sebuah karang laut hamper sebesar kapal karam terhampar didepan mata. Setelah menyelam lagi untuk memastikan, hampir dapat dipastikan bahwa bantukan itu merupakan formasi karang besar laut yang pernah terlihat manusia.
“Menemukan karang raksasa ini seperti menemukan pohon tertinggi di dunia,” kata Enric Sala, pionir program Pristine Seas di artikel situs Explorersweb, awal November 2024.
Menurutnya ini adalah koloni karang terbesar di Bumi. Tidak seperti terumbu karang, yang terdiri dari beberapa koloni dan spesies karang yang berbeda. Ini adalah koloni tunggal yang terdiri dari hampir satu miliar polip karang yang identik.
Beberapa karang keras dapat terlihat seperti batu, tetapi mereka adalah makhluk hidup yang terkait erat dengan ubur-ubur dan anemon laut. Bersama-sama, semua polip membentuk organisme hidup raksasa yang terdiri dari satu spesies, Pavona clavus, yang umumnya dikenal sebagai karang tulang belikat.
Berusia 300 Tahun
Dari ukuran yang ada diperkirakan usia karang laut tersebut sudah lebih dari 300 tahun. Namun terlepas dari ukuran dan usianya, yang jelas karang laut ini belum pernah terekam sebelumnya. “Kita tidak akan bisa mencapainya tanpa peralatan menyelam atau snorkeling. Penduduk setempat selalu mengira bahwa bayangan gelap yang besar itu adalah batu besar,” tambah Sala.
Ilmuwan utama ekspedisi tersebut, Molly Timmers, menjelaskan bahwa mereka juga hampir melewatkannya. “Penemuan itu benar-benar kebetulan. Batu itu ditemukan pada malam sebelum kami berpindah ke bagian lain.”
Selama masa hidup karang laut yang panjang tersebut, karang ini telah bertahan dari berbagai perubahan di lautan di sekitarnya. Termasuk penangkapan ikan yang berlebihan, pengasaman, polusi pertanian, dan kenaikan suhu laut. Posisinya mungkin ada hubungannya dengan kelangsungan hidupnya. Perairan yang lebih dalam yang ditempatinya masih cukup sejuk, dan menyediakan sejumlah tempat berlindung. Selain itu peran masyarakat setempat juga tak bisa diindahkan, karena mereka memiliki kearifan lokal untuk melindungi lautan mereka selama lebih dari satu dekade.
Meskipun masih dapat bertahan hidup hingga sekarang, karang laut tersebut mungkin masih berisiko pada kehancuran. Mengingat terumbu karang terkenal sangat sensitif. Mereka membutuhkan kalsium karbonat untuk tumbuh, dan ketika lautan menjadi lebih asam, akan lebih sulit bagi karang laut untuk membuat formasi kerangka karang yang baru.
“Sama seperti manusia, jika tidak memiliki cukup kalsium atau karbonat, maka akan mengalami osteoporosis, sehingga tulang mulai rusak, dan bisa rapuh,” jelas ahli kelautan, Helen Findlay. “Hal yang sama juga berlaku untuk karang,” urainya menutup perbincangan. (Sulung Prasetyo)
+ There are no comments
Add yours