MENYELAMI NEGERI SERIBU IKAN
Baru saja mata bisa melihat setelah melakukan masker clearing, tiba-tiba teman menyelam didepan memberikan tanda. Ia menaruh telapak tangan berdiri persis diatas kepala. Itu berarti ada ikan hiu. Bikin hampir copot jantung, ikan hiu itu ternyata ada didekat kaki.
Untunglah, ternyata itu hiu jenis black tip. Terkenal karena keramahan dan senang berenang kesana-kemari. Tapi kali ini, dia hanya diam saja diatas karang. Bergerak sedikit ke bagian karang lain. Kelihatan tidak marah, dan tidak menggigit kaki yang tadi hampir menginjaknya.
Usai menguasai mental, tiba-tiba ada yang menepuk dari belakang. Ia menunjuk sesuatu. Melintas penyu hijau diatas kepala. Bergerak anggun, pelan, dan seperti melayang. Penyu itu menghampiri rerumpunan karang mati. Mulutnya kemudian menggigiti lumut karang. Memperhatikan penyu itu, membuat lupa pada ikan hiu tadi.

Di sekeliling penyu, ternyata ada banyak ikan bergerak kesana-kemari. Satu jenisnya adalah butterfly fish. Bentuknya lebar, dengan moncong kecil. Warnanya hitam loreng dengan kuning. Bergerak lincah kesana-kemari. Berenang-renang bersama ribuan ikan lain yang ada dilokasi penyelaman Batu Bolong, Taman Nasional Komodo.
Disini memang terkenal banyak memiliki jenis ikan. Menurut beberapa penelitian yang ada, setidaknya ada seribu jenis ikan berkeliaran dilautan antara pulau Flores dan Sumbawa tersebut. Mulai dari ikan-ikan kecil seperti butterfly tadi, sampai predator seperti hiu.
Pertengahan September 2013 lalu, akhirnya berkesempatan juga mengunjunginya. Dengan naik pesawat langsung dari Jakarta ke Labuhan Bajo. Biru laut Taman Nasional Komodo, sudah terlihat hanya dalam sehari perjalanan saja.
Condo Subagyo, pemilik CNDive dengan ramah menjemput di dermaga. Kali ini, ia akan menjamu mengarungi perairan Komodo, dengan menggunakan kapal tradisional miliknya. Kapal dengan nama Bintang Laut itu tak seberapa besar. Tapi mampu menampung 25 orang didalamnya. Dengan kamar tidur dan kamar mandi, geladak luas berlantai dua, cukup sudah menjadi tempat berdiam untuk beberapa hari ke depan.
Hari pertama berlayar, langsung menuju Batu Bolong. Lokasinya tak jauh dari pulau Komodo, dengan ciri sebuah pulau batu dengan lubang ditengahnya. Arus diatasnya terlihat bergolak. Dari Jakarta, memang sudah diingatkan, agar para penyelam tingkat dasar lebih baik belajar lebih serius, bila ingin menyelam disini. Lokasi perairan Komodo yang berada diantara dua pulau dan laut besar, membuat putaran arus menjadi hal normal. Untuk ikan, arus tersebut mungkin menyenangkan, tapi tidak untuk manusia. Tanpa pengetahuan penyelaman yang baik, maka hanya celaka saja yang akan terbayang dikepala.
“Nanti menyelam langsung negatif saja. Back roll dari perahu, dan langsung menyelam, biar tak tertahan arus dipermukaan,” kata Condo.
Benar saja, tak lama setelah menyelam, langsung seperti tertahan. Mengayuh kaki untuk naik sulit, turun makin ke bawah juga tak mudah. Masalah tak hanya arus disini, banyaknya satwa juga bisa menjadi blunder yang tak termaafkan. Seperti bila menginjak hiu sedang istirahat, seperti di awal tulisan ini.
Tak hanya hiu, banyak lagi ikan besar ada di perairan Komodo. Seperti Napoleon atau Manta, yang kerap terlihat dibagian lokasi penyelaman lain. Bahkan ada nama lokasi menyelam dinamakan Manta Alley, karena saking seringnya satwa yang seperti layang-layang itu bersliweran.
Nama-nama lokasi penyelaman unik yang lain juga banyak disini. Seperti Crystal Bay, Taka Makasar, Cannibal Rock, GPS Point, White Angels, The End of The World, Yellow Wall of Texas, Tatawa, Gili Lawa dan Shotgun.
Shotgun baru bisa disambangi pada hari berikutnya. Seperti di Batu Bolong, arus air juga terlihat bergolak dipermukaan. Disini hebatnya akan ada titik pertemuan arus. Untuk penyelam yang bisa menguasai diri, arus pertemuan tersebut bisa menyenangkan. Lantaran tubuh seperti terseret arus dan diombang-ambing. Tapi untuk penyelam yang panik, bisa saja malah terbanting-banting.
Start lokasi Shotgun, tak jauh dari celah dua pulau di utara pulau Komodo. Lajur penyelaman berada dikedalaman 10 meter. Enaknya disini, daya pandang teramat baik. Bahkan bisa melihat hingga kejauhan 15 meter, saat berada didalam laut.

Setelah melewati deretan pasir putih dibawah laut, jalur Shotgun diakhiri dengan celah kecil dengan batas tebing. Masuk ke celah tersebut, maka tubuh seperti tersedot ke permukaan air. Lebih baik tak melawan dorongan arus tersebut, dan memasrahkan diri hingga timbul sendiri di atas laut.
Lokasi penyelaman di Komodo, juga tak seluruhnya untuk para penyelam berpengalaman. Beberapa titik seperti di depan Pink Beach juga bisa diselami bagi pemula. Arus air yang tak terlalu keras, serta pemandangan unik dari pasir berwarna merah muda, menjadikan lokasi ini sebagai salahsatu pilihan menyelam. Sayangnya tak banyak ikan berada di Pink Beach. Tapi, kalau sekedar mencari sensasi bisa saja melakukan free dive disini.
Tak rugi bertandang ke Komodo, selain satwa darat yang melegenda tersimpan juga ribuan ikan didalamnya. Sustyo Iriyono, Kepala Balai taman Nasional Komodo bilang kalau disana ada 40 titik penyelaman. Jadi bisa tak puas-puas, menyelam sampai tua disana. (Sulung Prasetyo)