Views: 22
Vitomir Maricic, penyelam free dive asal Kroasia, mencatat sejarah dengan menahan napas selama 29 menit 3 detik pada 14 Juni lalu. Aksi tersebut memecahkan rekor dunia sebelumnya hampir lima menit lebih lama, dan menjadikannya salah satu pencapaian paling ekstrem dalam olahraga freediving.
Untuk memberi gambaran, lumba-lumba hidung botol umumnya hanya bisa menahan napas 8–10 menit. Namun, berbeda dengan lumba-lumba, Maricic memperoleh keuntungan dari menghirup oksigen murni selama 10 menit sebelum upaya itu dilakukan. Metode ini membuat darahnya jenuh oksigen dan menunda sinyal alami tubuh untuk bernapas.
Rekor tersebut dicapai dalam sebuah kolam yang dipasang di ruang pertemuan hotel. Video resmi berdurasi tujuh menit yang dirilis penyelenggara memperlihatkan Maricic menjalani tantangan dengan konsentrasi penuh sebelum akhirnya muncul ke permukaan.

Mekanisme tubuh
Pakar menjelaskan bahwa kemampuan menahan napas berkaitan erat dengan cara tubuh merespons perubahan kadar oksigen (O₂) dan karbon dioksida (CO₂) dalam darah. Sel-sel sensor yang disebut chemoreceptors memberi sinyal kapan seseorang harus bernapas kembali.
Ketika menahan napas, CO₂ meningkat sementara O₂ menurun. Biasanya, tubuh mengirim sinyal melalui kontraksi diafragma agar seseorang segera menarik napas. Namun, dengan menghirup oksigen murni, sinyal ini tertunda karena darah tetap kaya oksigen meski CO₂ naik.
“Dengan 100 persen O₂, kadar CO₂ tetap meningkat. Tetapi tingginya kadar oksigen dalam darah mampu menekan respons chemoreceptor terhadap CO₂. Kombinasi ini membuat seseorang bisa menahan napas jauh lebih lama,” jelas Anthony Bain, profesor Kinesiologi di Universitas Windsor. Ia menekankan bahwa praktik ini berbahaya karena bisa menyebabkan toksisitas oksigen yang berakibat fatal jika dilakukan tanpa pengawasan medis.
Prestasi luar biasa
Maricic bukan orang sembarangan dalam dunia freediving. Tanpa oksigen tambahan pun, ia mampu menahan napas sekitar 10 menit. Ia tercatat sebagai juara dunia freediving dengan sejumlah prestasi ekstrem, termasuk melakukan squat beban 240 kilogram di kedalaman 10 meter.
Dalam unggahan Instagram, Maricic mengatakan bahwa saat mulai menahan napas, ia memiliki sekitar lima kali lebih banyak oksigen dalam tubuh dibandingkan orang rata-rata. Meski demikian, ia menegaskan bahwa rekor ini bukan hanya soal pencapaian pribadi.
“Saya melakukannya juga untuk mendukung konservasi laut,” tulis Maricic. Ia menggandeng organisasi lingkungan laut Sea Shepherd melalui kampanye “Fit for the Ocean” untuk menggalang kesadaran publik terhadap ancaman terhadap ekosistem laut.
Peringatan medis
Pakar kesehatan mengingatkan bahwa apa yang dilakukan Maricic tidak bisa ditiru sembarangan. Menghirup oksigen murni tanpa pengawasan medis dapat memicu keracunan oksigen, yang berakibat pada kerusakan paru-paru hingga kematian.
“Publik tidak boleh menganggap ini bisa dilakukan siapa saja hanya dengan menghirup oksigen,” ujar Bain. “Maricic adalah atlet elite yang sudah terlatih bertahun-tahun.”
Pencapaian Maricic kini tercatat sebagai tonggak baru dalam olahraga ekstrem, sekaligus menjadi ajang untuk menyuarakan pentingnya menjaga laut. Dengan rekor hampir setengah jam tanpa bernapas, ia tidak hanya menguji batas tubuh manusia, tetapi juga berusaha mengingatkan dunia akan batas ketahanan alam yang terus terancam. (Sulung Prasetyo)





