Views: 42
Turun dari gunung Rinjani, sebulan sebelumnya, perasaan tubuh menjadi ada yang aneh rasanya. Tak terlalu mengganggu sebenarnya, tapi duduk bersila jadi sulit, dan kalau berdiri dari duduk sulit untuk tegak. Parahnya lagi, kalau rukuk saat sholat, jadi sulit juga.
Padahal perasaan, tak ada kejadian aneh saat mendaki. Paling-paling hanya ngos-ngosan. Wajar kalau naik gunung napas terengah. Sementara kaki pegal, tidak separah sebelumnya. Saat turun gunung, juga meski lama, tapi kaki masih bertahan berdiri tegar, walau berjalan sekitar delapan jam.
Tak sengaja, menemukan status seorang teman, yang seperti gambar bunga, dengan tulisan Massage Cedera Olahraga (MCO). Tepatnya bernama MCO Nurusy Syifaa di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten.
Ngobrol-ngobrol sedikit, disarankan segera datang. Karena bisa saja itu bukan urusan main-main. Sempat ditanyakan juga apa pernah ada kasus spesial sebelumnya. Seperti jatuh dari kendaraan, atau bengkak di kaki karena olah raga.
Ingat-ingat, hanya masalah bengkak di kaki, karena main sepak bola belasan tahun silam. Namun, karena sudah tak merasakan sakit jadi tak terlalu dipikirkan. Sementara beda kalau menurut teman itu. Bengkak itu yang sebenarnya bisa menjadi masalah saat ini. Meski sudah lama, otot atau urat bengkak, mungkin tak kembali ke posisi normal. Luka karena bengkak, mungkin sudah sembuh. Tapi kalau otot atau urat tak kembali ke posisi semula, maka bisa jadi masalah pada posisi tubuh.
Pantas saja, pikir saya. Selama ini sepertinya merasa kaki sedikit tinggi sebelah. Kalau melihat pose-pose saat mendaki gunung sebelumnya, terlihat jelas. Posisi berdiri tegak tak pernah bisa diraih. Sepertinya saat berdiri tegak memegang bendera saat dipuncak gunung, badan terlihat agak miring ke kanan, terutama bagian pinggang.
Cedera Olahraga Alam Bebas
Masalah cedera pada olah raga, terutama kegiatan di alam bebas, ternyata tak bisa dianggap remeh adanya. Sebuah pemberitaan dari Travel and Tour World, pada Agustus 2025 menyatakan kalau jenis-jenis olahraga alam bebas seperti bersepeda dan aktivitas di air menduduki peringkat utama penyebab cedera. Catatan tersebut didapat melalui klaim asuransi kecelakaan yang diajukan.
Bersepeda diidentifikasi sebagai aktivitas utama yang berkontribusi pada klaim terkait cedera, mencakup 47% dari total klaim selama liburan olahraga. Sifat kecelakaan saat bersepeda, mulai dari terjatuh hingga tabrakan, turut menjelaskan mengapa aktivitas ini menempati posisi teratas dalam daftar penyebab cedera pada olah raga alam bebas.
Menyusul bersepeda, olahraga air menyumbang 28% dari klaim asuransi terkait cedera, menjadikannya aktivitas kedua paling umum yang berkaitan dengan kecelakaan. Dalam kategori olahraga air, beberapa kegiatan seperti selancar layang (kite surfing), kayaking, dan menyelam (scuba diving) menonjol sebagai penyebab utama cedera.
Aktivitas luar ruang populer lainnya juga berkontribusi terhadap klaim cedera. Mendaki dan trekking masing-masing menyumbang 7% dari total klaim, mencerminkan risiko alami dalam menjelajahi lanskap terjal atau terpencil, terutama ketika pendaki tidak siap menghadapi medan sulit atau perubahan cuaca mendadak. Panjat tebing dan bouldering, yang juga menuntut kekuatan fisik tinggi, menyumbang 7% klaim lainnya, umumnya disebabkan oleh jatuh atau kegagalan peralatan. Sementara itu, terjun payung (skydiving), yang terkenal karena sensasi adrenalin tinggi, bertanggung jawab atas 4% dari klaim cedera.

Terapi Pijat
Akhinya sampai juga di Taman Mangu Indah, Pondok Aren, awal Oktober 2025. Tempat MCO Nurusy Syifaa berada. Disana, di rumah yang berada di pojok pertigaan jalan, menjadi lokasi strategis untuk memulai usaha. Berwarna dominan hijau, dengan bangku duduk menunggu terapi dibagian depannya. Didalam, terdengar suara seseorang yang sepertinya sedang menjalani terapi. Masalah cedera karena olah raga futsal kabarnya.
Egi Ariyanto, penanggung jawab usaha tersebut kemudian menanyakan kondisi yang dikeluhkan. Egi yang memiliki sertifikat kompetensi sebagai terapis pijat pada bidang pekerjaan pelaksanaan sport massage dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Comespa tahun 2023, menjelaskan sedikit tapi cermat. Seperti yang dipaparkan sebelumnya, ia juga berasumsi kalau kondisi tubuh saya terlihat sedikit miring.
“Mungkin itu memang karena kondisi kaki yang sebelumnya mengalami cedera, tapi tidak disembuhkan secara sempurna”, katanya.
Setelah dilihat kondisi kaki, memang terlihat bagian kanan agak lebih pendek sedikit. Hanya beberapa sentimeter saja, tapi berpengaruh sangat besar pada posisi tubuh. Terutama juga menjadi penyebab nyeri saat bersila, rukuk dan bangun dari duduk.
Lokasi tempat dimana bengkak akibat cedera dahulu juga terlihat masih agak bengkak sedikit. Mamng tak sakit, tapi terlihat tak sempurna dagingnya. Bagian itu juga yang kemudian menjadi titik awal terapi perbaikan otot.
Terasa agak sakit, dan seperti memang ada otot-otot yang membeku disana. Semua dilemaskan, dan diperbaiki posisinya. Hingga ke bagian paha dan selangkangan. Kaki disisi yang lain juga diberikan terapi serupa, tapi lebih tak terasa menyakitkan, karena memang mungkin bukan sumber masalah.
Setelah kaki selesai, baru kemudian otot bagian pinggang dan punggung di terapi. Sama seperti pada bagian kaki, terasa ada bagian-bagian kaku di otot pinggang dan punggung. Kemudian otot-otot yang disebut diposisi tak benar itu kemudian diperbaiki posisinya.
Usai itu semua, dicoba untuk duduk bersila. Benar saja, rasa sakit saat bersila hilang seketika. “Itu berarti kondisi otot yang semula tak diposisi yang benar, sudah diposisikan kembali ke tempat yang tepat”, tambah Egi, menjelaskan kemudian.
Saat rukuk dan kembali berdiri tegak, juga sudah tak terasa sakit sekali pada pinggang. Ada perubahan pengurangan rasa sakit hingga 80 persen dari sebelumnya. Seperti itu juga saat bersila. Meski sedikit rasa nyeri masih ada, menurut Egi, hal tersebut merupakan rasa trauma yang sudah lama ada, yang memerlukan waktu untuk menghilang secara total. (Sulung Prasetyo)
Catatan Redaksi :
Cedera pada olahraga, terutama kegiatan di alam terbuka bisa terjadi pada siapa saja. Terutama saat ini, dimana banyak pelaku kegiatan yang cenderung melakukan kegiatan alam terbuka, tanpa latihan yang memadai. Potensi cedera menjadi makin tinggi. Dengan adanya liputan ini, diharapkan bisa menjadi alternatif terapi, tanpa mengurangi perhatian pada tindakan-tindakan medis.
Kontak MCO Nurusy Syifaa
Alamat : Taman Mangu Indah No. 21 Blok F6 Pondok Aren Tangerang Selatan Banten 15224
Whatsapp : +6281295342597
Linktree : Nurusysyifaa/MCO
Instagram : mco_pondok_aren_nurusy_syifaa
Youtube : @NurusySyifaa





