EKSPEDISI BUTENG: MENYELAMI BAWAH TANAH PULAU MUNA

Views: 3142

Mulai dari 13 Oktober sampai 3 November 2024 sejumlah penjelajah dan peneliti melakukan ekspedisi di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Aktivitas itu bertajuk Ekspedisi Buteng, dimana penelusur goa kering dan basah akan menjelajah goa LauLawi di bawah tanah Pulau Muna. Tujuan ekspedisi merupakan mendapatkan data mengenai struktur goa bawah tanah disana, termasuk data air tanah atau akuifier dan upaya-upaya untuk melestarikannya.

Terutama informasi mengenai air tanah, menjadi sumber terpenting yang dicari. Mengingat akuifer mengandung sebanyak 98% air tawar di dunia. Air tanah itu yang kemudian menjadi danau, sungai permukaan, dan sungai di bawah tanah.

Menurut mesin Artificial Inteligent (AI) Chat GPT pengertian akuifier sendiri merupakan lapisan batuan atau sedimen yang dapat menyimpan dan mengalirkan air bawah tanah. Air ini berasal dari hujan yang meresap melalui tanah dan terkumpul di rongga kecil atau pori-pori batuan di bawah permukaan tanah. Akuifer menjadi sumber air penting untuk berbagai kebutuhan, termasuk air minum, irigasi, dan industri.

Terdapat dua jenis utama akuifer, yaitu akuifer terkekang (confined aquifer) dan akuifer bebas (unconfined aquifer). Pada akuifer terkekang, air berada di antara lapisan batuan atau tanah liat yang kedap air, sedangkan pada akuifer bebas, air terletak di bawah lapisan tanah yang lebih permeabel, memungkinkan air bergerak lebih bebas ke permukaan, misalnya melalui mata air atau sumur.

Sisa dari tulisan ini adalah wawancara dengan tiga anggota tim inti ekspedisi – Rannvá Tórfríð Jørmundsson, Maria Bollerup, dan Tamara May melalui situs DAN AlertDiver. Mereka akan menjelaskan tujuan ekspedisi, program kegiatan dan manajemen resiko untuk keselamatan 28 anggota tim dibawah koordinasi mereka.

Sedikit penjelasan Tamara May merupakan warga negara Australia yang kini tinggal di Meksiko. Ia menjadi tim penyelam goa bawah tanah bawah tanah pada ekspedisi ini. Ia juga yang bertanggung jawab pada rencana darurat, dan melakukan pemetaan.

Sementara Maria Bollerup berasal dari Kopenhagen, Denmark. Ia bertugas sebagai salah satu manajer proyek Ekspedisi Buteng. Ia juga menjadi penyelam bersama tim sains untuk mengumpulkan sampel di dalam gua selama ekspedisi.

Satu anggota tim ekspedisi lain yang diwawancara adalah Rannvá Tórfríð Jørmundsson. Berasal dari Kepulauan Faroe, tetapi saat ini tinggal di Inggris. Ia juga salah satu penyelam dalam ekspedisi ini dan salah satu manajer proyek, selain juga salah satu ilmuwan yang mengumpulkan sampel.

Penelusuran di dalam goa bawah tanah pulau Muna juga dilakukan dengan teknik cave dive. (photo: Pete Mesley)

Apakah salah satu dari Anda bisa memberikan sedikit latar belakang tentang bagaimana Ekspedisi Buteng bisa terjadi?

Maria: Tentu saja. Ide ini muncul pada tahun 2020. Sebenarnya, idenya sudah ada saat saya berada di Indonesia bersama Pete Mesley, Rasmus Dysted, dan Robin Cuesta, yang saat itu tinggal di sana dan masih tinggal di sana hingga saat ini untuk mencari gua-gua baru. Robin terus kembali ke satu gua di Pulau Muna karena ada pompa air tua di dalamnya. Pompa itu tidak bekerja dan dia sudah berada di dalam air dan dia melihat bahwa gua itu sangat menjanjikan. Jadi, di akhir perjalanan penjelajahan di Indonesia, kami mengunjungi gua ini.

Kami mendapat izin dari Bupati setempat, kepala desa setempat, dan masuk ke dalam air. Kami melihat gua itu dan sungguh menakjubkan dan sangat besar.

Namun, saat itu juga tepat sebelum lockdown. Jadi kami kembali, dan kami tidak bisa kembali ke Indonesia karena COVID. Dan Robin terus menanyakan kami, menanyakan apakah kami mau membantunya memetakan gua tersebut karena pemerintah setempat ingin melihat di mana gua tersebut mengalir dan berapa banyak air yang ada di sana. Dan hal ini terus ada di benak saya, saya terus memikirkan gua ini.

Kemudian, pada tahun 2021, Rannva dan saya, bersama dengan Tamara, menjadi bagian dari tim Ekspedisi Xunaan-Ha [di Meksiko], dan melalui ekspedisi yang dipimpin oleh Robbie Schmittner itu, kami belajar banyak hal tentang ekspedisi gua dengan suatu tujuan dan ilmu pengetahuan didalamnya.

Jadi, eksplorasi penyelaman gua dengan tujuan penelitian menjadi semangat baru setelah ekspedisi tersebut. Sebenarnya juga selama di Xunaan-Ha, saya bertanya kepada Rannva apakah ia akan bergabung dan mengatur ekspedisi di Indonesia bersama dan ia mengiyakan.

Jadi, Anda menyebutkan menyelam dengan tujuan penelitian. Saya suka ide itu. Apakah Anda ingin memberi tahu saya sedikit tentang tujuan dan sasaran ekspedisi?

Rannva: Ya, tentu saja. Seperti yang dikatakan Maria, kami belajar banyak dari Robbie tentang bagaimana segala sesuatu saling terhubung dan itu benar-benar sesuatu yang kami camkan dalam hati. Jadi, ketika Maria berkata, ‘ayo kita pergi ke Indonesia’, yang bisa Anda katakan hanyalah ya. Tapi kemudian kami mulai memimpikan apa yang akan kami lakukan? Tentu saja, ada undangan dari pemerintah setempat untuk mencari tahu seperti apa gua itu, berapa banyak air di sana, apakah bisa diminum, dapatkah mereka menggunakannya untuk air minum yang berkelanjutan, tetapi juga, bagaimana volume isinya? Dapatkah mereka benar-benar mengambil [air] itu dan menggunakannya untuk air minum?

Maria dan saya bukan ilmuwan, jadi kami berkata, ayo bekerja sama dengan universitas di Indonesia, yaitu UGM [Universitas Gadjah Mada]. Kami mendatangi mereka dan berkata, hei, ini sekelompok penyelam gua yang bisa menjadi tangan dan mata Anda di dalam gua, bisakah Anda menggunakan kami? Dan jawabannya adalah ya.

Jadi, sekarang kami sedang meneliti hidrologi, tetapi juga bio-speleologi. Kami akan menggunakan eDNA [DNA Lingkungan], yang sangat menarik. Kami telah menjalin kemitraan yang baik dengan Daniel Ortega dari Marine Genome Project dan kami juga melakukan speleogenesis dengan ilmuwan utama kami, Doktor Eko.

Jadi, ada bagian sains di dalamnya, tapi ada juga bagian konservasi di dalamnya, karena, seperti yang dikatakan Maria, seluruh area ini luar biasa. Ini adalah terumbu karang purba dengan fosil kerang raksasa sepanjang 1 meter di dindingnya. Secara geologis, daerah ini unik dan sangat layak untuk dilestarikan dan dikonservasi.

Meskipun daerah ini cukup terpencil, penduduk desa cukup berpikiran maju dalam artian bahwa mereka telah mengirim delegasi ke Geopark UNESCO terdekat untuk melihat apakah mereka dapat meniru hal tersebut di Pulau Muna. Namun, mereka tidak dapat melakukannya tanpa dokumentasi yang dapat kami bantu sediakan.

Tampaknya sangat dinamis, Anda memiliki begitu banyak orang dan bagian yang berbeda dalam tim. Bagaimana Anda menyatukan tim ini?

Maria: Itu adalah sebuah proses yang panjang. Tamara bisa bercerita lebih banyak tentang hal itu nanti – tetapi kami akan pergi ke daerah yang sangat terpencil dan penyelamannya akan sangat menantang. Tantangan secara umum, menurut saya, yang akan dihadapi karena kita tidak bisa mendapatkan banyak sumber ketika kita berada di sana. Jadi kami harus memilih tim yang bukan hanya penyelam gua yang hebat tetapi juga individu yang hebat. Kami harus bersenang-senang di sana. Dan memilih orang-orang yang bisa mengikuti arus adalah salah satu kriteria terbesar kami. Ada begitu banyak penjelajah yang luar biasa di komunitas kami, dan sejujurnya, prosesnya sangat, sangat sulit. Tapi kami perlu mengumpulkan tim yang kami tahu akan bekerja dengan baik di luar sana.

Hal ini sebenarnya sangat sesuai dengan pertanyaan saya berikutnya, yaitu tentang tantangan dan risiko tersebut. Saya ingin tahu apa yang Anda perkirakan bisa terjadi di area tersebut. Dan juga bagaimana Anda berencana untuk memitigasinya karena ini adalah hal yang cukup ekstrem yang Anda lakukan. Tempatnya jauh di daerah terpencil. Ini teknis. Ada berbagai macam hal pasti yang harus dilakukan.

Dan, Tamara, Anda telah menyebutkan sebelumnya bahwa Anda mengerjakan mitigasi risiko. Saya ingin sekali mendengar lebih banyak tentang cara Anda melakukan pendekatan terhadap keselamatan.

Tamara: Dengan proyek seperti ini, karena keterpencilannya, ada banyak tantangan dan risiko yang muncul karena jenis penyelaman yang kami lakukan. Kami semua menggunakan alat bantu pernapasan. Kami tidak tahu ke mana kami akan pergi, atau seberapa jauh kami akan berada di dalam gua. Ditambah lagi, tidak hanya tim penyelam, kami juga memiliki gua kering, jadi ada risiko cedera fisik di sana dan juga masalah-masalah penyelaman. Jadi, ini adalah lingkungan dan kami harus melakukan perencanaan terbaik dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Pada dasarnya hanya itu yang bisa kami lakukan.

Saya sedang dalam pembicaraan untuk menyiapkan skenario terburuk. Hal terbaik yang dapat kami lakukan hanyalah pencegahan.

Jadi, kita berbicara tentang jadwal penyelaman, akan ada satu jadwal untuk semua orang dan kita semua akan tahu apa yang dilakukan setiap orang. Dan selama kita menyelam dengan aman, kita memiliki semua barang yang bisa kita dapatkan untuk masalah pertolongan pertama. Kita memiliki segalanya untuk mencegah masalah serius. Tetapi tentu saja, kita harus merencanakan jika sesuatu terjadi. Itulah hal terbaik yang bisa kami lakukan. Kami hanya beberapa jam lagi dari pertolongan yang sebenarnya, jadi saya fikir selama kami dapat melakukan pertolongan pertama seefisien mungkin, maka itu adalah kesempatan terbaik bagi kami. Saya rasa kami akan baik-baik saja, namun kami harus bersiap-siap. Jadi, ya, banyak sekali tantangan.

Suasana salah satu pintu masuk goa di Pulau Muna. (photo: Pete Mesley)

Luar biasa, dan beralih ke hal-hal yang lebih positif karena itulah yang membuat kami semua bersemangat-bisakah Anda menceritakan apa yang paling dinantikan dari Anda masing-masing?

Tamara: Untuk proyek seperti ini, tentu saja, kami ingin melihat apa yang bisa kami temukan. Itu selalu menjadi bagian dari tujuan kami sebagai penyelam gua. Tetapi saya pikir pada aspek sains saya sangat bersemangat untuk melihat apa yang akan kami temukan dan melihat apakah kami benar-benar dapat memberikan dampak pada masyarakat setempat.

Namun, saya mungkin paling bersemangat dengan keseluruhan petualangan ini. Bagaimana kami semua bekerja sama sebagai sebuah tim. Saya merasa ini menyenangkan. Saya suka petualangan ketika saya pergi menjelajah. Saya menikmati berjalan-jalan di hutan. Jadi, melihat bagaimana semua ini akan terungkap cukup menarik bagi saya. Kalian telah memilih tim yang luar biasa, jadi saya sangat senang bertemu dengan mereka, dan bagaimana kita semua bisa bekerja sama.

Maria: Saya tidak bisa berhenti tersenyum karena saya sepenuhnya setuju dengan Tamara dalam hal ini. Saya tidak sabar untuk melihat bagaimana tim pemetaan menelusuri gua dengan peta mereka. Saya tidak sabar untuk melihat bagaimana Alex Dawson menerangi ruang terbuka yang sangat besar di bawah tanah. Sungai bawah tanah membuat saya terpesona sejak pertama kali saya menjelajahinya.

Ini adalah sungai yang sangat, sangat lambat mengalir, sungai yang sangat dangkal di mana Anda bisa melepaskan peralatan Anda dan berjalan-jalan karena ini adalah ruangan yang sangat besar. Dan tentu saja, tempat ini benar-benar gelap gulita. Tetapi hanya untuk melihat Alex-dengan keterampilan pencahayaan dan fotografi yang dimiliki olehnya dan Magnus-menciptakan ruangan tersebut untuk dilihat oleh dunia. Saya sangat senang dengan bagian itu. Dan tentu saja ilmu pengetahuannya. Kembali keluar, mengevaluasi sambil berjalan bersama para ilmuwan karena kami akan memiliki stasiun-stasiun tetap di dalam gua untuk mengambil sampel. Kemudian kami kembali keluar dan melaporkan kepada tim sains jika ada gangguan, dan lain-lain. Memberi tahu mereka jika ada sesuatu yang berbeda di sana, lalu keluar dan memberi tahu mereka, dan kemudian dengan itu, mengevaluasi ke mana kami akan kembali saat masuk kembali. Itu semua sangat menarik.

Rannva: Sulit untuk menjadi yang terakhir setelah ini karena saya suka dengan semua hal ini. Saya sangat setuju.

Saya sangat senang berada di sana dan melihat seluruh tim berkumpul. Maksud saya, penjelajahan akan sangat liar, tetapi ada aspek kemanusiaan yang sangat besar di dalamnya. Jadi, bersama dengan semua orang ini dan bekerja sama di luar sana dalam tim, saya benar-benar sangat senang dengan hal itu.

Dan tentu saja, penyelaman gua dan penjelajahan. Masuk ke sana dan melihat semua benda-benda ini dan melihat fosil-fosil ini dan melihat ke balik tikungan berikutnya, mencari tahu apa yang ada di sana. Saya sudah tidak sabar.

Dan semoga kami dapat membuat dampak nyata di luar, di komunitas di sana juga.

Kami sudah mulai berbicara dengan organisasi lain tentang bagaimana melanjutkan pekerjaan pasca ekspedisi juga, sehingga kami memastikan bahwa pekerjaan ini tidak berhenti setelah Ekspedisi Buteng-bahwa pekerjaan ini akan terus berlanjut. Saya sangat, sangat senang melihat bahwa ini hanyalah permulaan, semoga ini adalah awal dari sesuatu yang besar dan indah. (Sulung Prasetyo)

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours