Views: 2
Pada Mei 2024, sebuah penemuan tak terduga dari nelayan lokal Indonesia menghidupkan kembali kisah migrasi luar biasa seekor hiu putih (Carcharodon carcharias), yang ditandai lebih dari satu dekade sebelumnya di pantai Afrika Selatan. Temuan ini kemudian dikonfirmasi melalui kolaborasi internasional antara lembaga konservasi, ilmuwan satelit, dan komunitas perikanan lokal, sebagaimana dilaporkan dalam riset Transoceanic dispersal and connectivity of a white shark (Carcharodon carcharias) between southern Africa and Southeast Asia.
Penelitian tersebut mengungkap bahwa hiu putih betina bernama Alisha—yang pada 9 Mei 2012 ditandai dengan pemancar SPOT-258 saat panjang tubuhnya 390 cm di Gansbaai, Afrika Selatan—kemungkinan telah melakukan migrasi lintas samudra menuju Asia Tenggara. Pada November 2016, hiu ini tertangkap di perairan timur Indonesia (Sumba/Tanjung Pamali), namun saat itu keliru diidentifikasi sebagai hiu mako (Isurus paucus). Selama sekitar 4,5 tahun di laut lepas, hiu ini tumbuh sekitar 83 cm menjadi 473 cm, dengan laju pertumbuhan rata-rata 18,4 cm per tahun.
Kisah luar biasa ini kemudian menjadi sorotan internasional melalui laporan Mongabay yang menekankan jarak tempuh hiu tersebut mencapai 37.178 km, melewati Mozambik, Madagaskar, hingga tiba di Indonesia. Temuan ini tercatat sebagai bukti pertama mengenai konektivitas hiu putih antara Afrika Selatan dan Asia Tenggara.
Fakta Migrasi dan Pemulihan Penanda
Menurut riset, hiu ini sempat bertahan di sekitar lokasi penandaan sejauh 150 km selama lima bulan, sebelum memulai pelayaran panjang melintasi Samudera Hindia. Data satelit mencatat pergerakannya melewati zona ekonomi eksklusif Mozambik dan Madagaskar. Tim peneliti juga menggunakan metode foto identifikasi (Photo-ID) untuk menelusuri catatan historis individu ini di Afrika Selatan.
Pemulihan penanda satelit baru terjadi pada 2024 berkat Project Hiu di Indonesia, nelayan lokal, serta dukungan lembaga seperti Wildlife Computers dan Ocearch. Nelayan yang menangkap hiu ini semula menyimpan penanda sejak 2016 karena khawatir akan konsekuensi, lalu menyerahkannya setelah ada insentif yang ditawarkan.

Suara Para Ahli
Peneliti utama, Dylan Irion, menyebut penemuan ini sangat langka. “Anda tidak pernah benar-benar melihat hiu yang berpindah sejauh itu,” ujarnya, menegaskan bahwa perjalanan hiu betina ini melampaui catatan migrasi hiu putih yang pernah ada sebelumnya.
Namun, Sara Andreotti, peneliti dari Universitas Stellenbosch yang tidak terlibat dalam studi, mengingatkan agar temuan ini tidak ditafsirkan berlebihan. “Fakta bahwa mereka melakukan perjalanan memberi kita banyak informasi tentang rute migrasi mereka, tetapi itu tidak serta merta berarti mereka ke sana untuk berkembang biak,” jelasnya.
Implikasi dan Tantangan Konservasi
Migrasi lintas benua ini memperluas pemahaman tentang kemampuan hiu putih beradaptasi di lingkungan laut yang sangat berbeda—dari perairan dingin Afrika Selatan hingga perairan tropis Indonesia. Meski demikian, kemungkinan pertukaran genetik antarpopulasi diperkirakan tetap terbatas karena perilaku filopatrik atau kecenderungan hiu kembali ke lokasi asalnya.
Di Indonesia, keberadaan hiu putih belum banyak tercatat secara ilmiah. Kesalahan identifikasi sebagai hiu mako membuka kemungkinan jumlah kehadiran hiu putih di wilayah ini lebih tinggi dari laporan resmi. Situasi ini diperburuk oleh panduan identifikasi spesies yang kurang memadai dan minimnya pelatihan petugas di lapangan.
Baik riset maupun laporan Mongabay menyoroti tekanan besar yang dihadapi hiu putih di dua wilayah. Di Afrika Selatan, perburuan hiu, bycatch, serta penggunaan jaring dan drumline masih menjadi ancaman serius. Sementara di Indonesia, khususnya Lombok, hiu kerap menjadi target langsung nelayan untuk diambil daging dan produk sampingannya.
Penelitian lanjutan serta peningkatan akurasi identifikasi perikanan mutlak diperlukan agar pola migrasi hiu putih dapat dipahami lebih baik dan strategi konservasi yang efektif dapat dirumuskan. (Sulung Prasetyo)






One thought on “Hiu Putih Terbukti Mampu Melakukan Perjalanan Antar Benua”