Views: 7
Untuk banyak dari kita, manta ray adalah raksasa anggun yang meluncur dengan mudah di perairan tropis hangat. Dengan rentang sayap mencapai tujuh meter, mereka tampak seperti burung yang terbang di bawah air daripada ikan. Kita biasanya membayangkan mereka dekat terumbu karang atau arus dekat permukaan, berjemur dalam cahaya.
Namun penelitian baru mengungkap sisi mereka yang jauh lebih menakjubkan: manta ray dapat menyelam lebih dari satu kilometer ke dalam lautan, menjelajahi tempat kegelapan total dan tekanan yang menghancurkan — kedalaman yang belum pernah dibayangkan para ilmuwan bisa dicapai makhluk lembut ini.
Penemuan ini berasal dari studi internasional selama satu dekade yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Marine Science, Oktober 2025. Para peneliti memberi tag 24 manta laut terbuka dari tiga wilayah — Raja Ampat (Indonesia), Peru, dan Selandia Baru — menggunakan tag satelit dan arsip resolusi tinggi yang melacak kedalaman, suhu, dan pergerakan dari waktu ke waktu.
Hasilnya sangat mengejutkan: dari hampir 47.000 penyelaman yang tercatat, kebanyakan manta berada di kedalaman antara 100-200 meter. Namun di dalam data tersembunyi kejadian langka. Ada 79 penyelaman dalam di bawah 500 meter, dengan beberapa individu turun hingga 1.250 meter (~1,2 kilometer) di bawah permukaan. Untuk memberi perspektif: itu lebih dalam daripada tiga Menara Eiffel disusun berlapis. Di sana, sinar matahari benar-benar hilang, suhu turun hingga hanya sekitar 4 °C, dan tekanan air melampaui 120 kali yang kita alami di permukaan laut.
Mengapa Mereka Menyelam Sedalam Itu?
Pada awalnya, para ilmuwan mengira penyelaman tersebut mungkin bagian dari perilaku makan. Banyak hewan laut besar—seperti hiu paus atau tuna—melakukan penyelaman dalam untuk berburu cumi atau ikan yang naik-turun melalui zona “senja” lautan.
Namun perilaku manta ini tidak selaras dengan pola seperti itu. Alih-alih tinggal di kedalaman atau bergerak zig-zag khas berburu, manta tersebut menukik dengan cepat dan hanya tinggal sebentar dalam kedalaman sebelum meluncur naik kembali. Lebih aneh lagi, mereka menghabiskan waktu panjang di dekat permukaan baik sebelum maupun setelah setiap penyelaman dalam. Seolah-olah “menghangatkan diri” dan kemudian “menyejukkan diri” sebelum dan sesudah pekerjaan berat.
Saat setelah melakukan penyelaman dalam, manta sering menempuh jarak horizontal yang sangat jauh. Terkadang lebih dari 200 kilometer dalam 72 jam. Ini menunjukkan bahwa penyelaman tersebut bukanlah acak atau hanya untuk makan, melainkan melayani tujuan spesifik.
Dari pola-pola ini, para peneliti mengusulkan ide menarik. Penyelaman dalam mungkin membantu manta “memetakan” lingkungan laut mereka. Bukan secara visual, tapi melalui informasi sensorik. Di kedalaman, mereka bisa mendeteksi perubahan suhu, tingkat oksigen, bahkan medan magnet bumi. Petunjuk-petunjuk ini mungkin berfungsi sebagai semacam GPS alami. Memandu mereka melintasi lautan terbuka yang tampak tanpa tanda.
Dengan kata lain, manta ray mungkin menggunakan penyelaman dalam untuk “membaca” struktur fisik lautan. Mengambil sampel dari lapisan air untuk membangun peta tiga dimensi mental. Dimana informasi tersebut membantu mereka bernavigasi antara wilayah yang terpisah ribuan kilometer.
“Tidak ada cahaya di sana. Tidak ada karang. Hanya kegelapan dan tekanan yang bisa menghancurkan,” ujar Calvin Steven Beale dari Universitas Murdoch, salah satu peneliti utama. “Namun manta ray masuk ke sana seolah itu hal yang alami.”

Bisa Bertahan di Kedalaman
Situs sains IFLScience menunjukkan bahwa penyelaman hingga 1,2 kilometer menuntut ketahanan fisiologis luar biasa. Di kedalaman tersebut, dingin, tekanan tinggi, dan kadar oksigen rendah akan mematikan sebagian besar ikan.
Lalu bagaimana mereka melakukannya?
Para peneliti berpikir bahwa manta mempersiapkan diri dengan matang. Mereka menghabiskan waktu di permukaan terlebih dahulu untuk menyerap panas, kemudian menukik dengan cepat, meminimalkan waktu di lapisan terdingin, dan akhirnya naik perlahan untuk menghindari tekanan yang mengejutkan. Pola ini sangat mirip dengan bagaimana penyelam manusia melakukan protokol dekompresi.
Setiap penyelaman dalam mungkin hanya berlangsung beberapa menit, namun cukup untuk mengumpulkan informasi tentang kolom air tanpa menguras hewan atau membahayakan metabolisme mereka. Teori yang menarik, penyelaman ekstrem ini hanya membuat sekitar 0,02 % dari seluruh penyelaman yang tercatat. Itu artinya perilaku ini sangat jarang namun jelas bersifat sengaja.
Model statistik menunjukkan bahwa penyelaman ekstrem lebih sering terjadi saat manta berada jauh dari landasan kontinental dan di perairan dengan klorofil rendah. Wilayah dengan sedikit makanan tapi mungkin penting untuk navigasi.
Itu adalah petunjuk bahwa manta mungkin menggunakan penyelaman dalam sebagai titik orientasi. Mengambil sampel struktur air untuk menentukan posisi mereka dan arah selanjutnya yang harus ditempuh.
Dengan kata lain, saat mereka “kehilangan” pandangan akan daratan atau fitur dasar laut, mereka “melihat ke bawah” ke laut untuk mengorientasikan diri, menggunakan sinyal-sinyal tak terlihat di kedalaman.
Lebih Dari Sekadar Keindahan
Kita sering menyatakan manta ray sebagai ikon keanggunan dan ketenangan. Raksasa lembut yang meluncur melewati penyelam dekat terumbu karang. Namun, di balik gerakan mereka yang tenang terdapat kemampuan menakjubkan. Kecanggihan perilaku yang menyaingi beberapa hewan paling pintar di laut.
Manta bukan hanya penghuni dangkal tropis. Mereka adalah navigator kedalaman, membaca sinyal tersembunyi lautan untuk bertahan hidup di dunia yang melampaui persepsi manusia. Memahami perilaku ini penting untuk konservasi. Jika manta ray bergantung pada petunjuk‐laut dalam untuk navigasi, maka perubahan suhu laut, oksigen, atau kimia yang disebabkan perubahan iklim bisa mengganggu “peta” alami mereka.
Selain itu, banyak bagian laut dalam masih belum dilindungi oleh peraturan. Manta mungkin bergantung pada zona gelap itu untuk bagian esensial siklus hidup mereka. Migrasi, navigasi, atau bahkan reproduks. Namun aktivitas manusia seperti penambangan laut dalam dan trawl terus merambah ke kedalaman tersebut.
Melindungi laut berarti melindungi semua lapisannya. Bukan hanya permukaan yang dapat kita lihat. Penemuan bahwa manta ray menyelam lebih dari satu kilometer ke kedalaman, mengubah bagaimana kita melihat makhluk‐makhluk ini. Mereka bukan pendatang pasif tetapi penjelajah aktif. Hewan yang mengumpulkan informasi, membuat keputusan, dan menavigasi planet yang terus berubah dengan presisi luar biasa.
Jadi, lain kali bila melihat seekor manta ray meluncur di bawah permukaan, bayangkan apa yang mungkin telah dilihatnya. Mungkin dunia gelap di bawah ribuan meter, di mana ia “membaca” bahasa laut tentang suhu, magnetisme, dan kedalaman sebelum kembali ke cahaya.
Manta bukan hanya ikan. Mereka adalah penjelajah lautan dalam. Ilmuwan dalam hak mereka sendiri. Memetakan laut, jauh sebelum kita pernah belajar bagaimana caranya. (Wage Erlangga)





