NENEK 104 TAHUN MENINGGAL SETELAH CATAT REKOR SKYDIVER TERTUA
Dorothy Hoffner meninggal setelah 11 hari mencatatkan diri sebagai skydiver tertua dunia. Ia menghembuskan nafas terakhir di kamar rumahnya. Meninggalkan kesan optimisme dalam hidup, dan mimpi menjadi penumpang balon udara tertua dunia.
Awal Oktober 2023 mungkin menjadi salah satu saat berbahagia buat Hoffner. Bagaimana tidak, wanita berumur 104 tahun itu, berhasil melakukan penerjunan tandem skydive. Ia melompat dari pesawat yang sedang berada diketinggian 4.100 meter. Kemudian sebentar melakukkan skydive bersama rekan tandemnya di perusahaan Skydive Chicago di Ottawa, Illionis, Amerika Serikat (AS).
Setelah bertahan di angkasa selama tujuh menit, baru kemudian Hoffner dan tandemnya melakukan pendaratan. Terlihat pendaratan berjalan mulus, meski saat mendarat tidak sempurna berdiri diatas kedua kakinya. Namun pendaratan tersebut bisa dianggap sukses, karena tidak membawa masalah bagi kedua skydiver tersebut.
“Usia hanyalah angka”, kata Hoffner usai mendarat dan menghadiri pesta perayaan keberhasilannya. Menurut catatan, penerjunan itu merupakan yang kedua kalinya. Pertama kali ia melakukan hal tersebut saat tepat berumur 100 tahun.
Rekor itu kemudian menjadikannya sebagai wanita tertua di dunia yang melakukan skydive di angkasa. Memecahkan rekor sebelumnya yang dibuat Linnea Ingegard Larsson dari Swedia, yang melakukan penerjunan pada Mei 2022, di usia 103 tahun. S
“Sangat menyenangkan. Permukaan bumi terlihat berbeda saat dilihat dari angkasa”, cerita Hoffner kemudian dari liputan yang disebarluaskan kantor berita AS, Associated Press (AP).

Meninggal
Namun sayangnya cerita keberhasilan itu tak berlangsung lama. Sebab 11 hari setelah kesuksesan tersebut Hoffner ditemukan telah meninggal dunia dikamar tidur rumahnya. Perawat yang menjaga Hoffner, Joe Conant mengabarkan hal tersebut. Ia menemukan Hoffer telah tak bernyawa dirumahnya, daerah Brookdale Lake View, AS.
“Ia seoorang yang tak mengenal lelah. Selalu saja bergerak” , Conant menggambarkan sosok Hoffner yang dikenalnya. Menurut Conant ia pertama kali bertemu Hoffner beberapa tahun sebelumnya, saat bekerja sebagai perawat untuk orang lanjut usia.
Menurut Conant juga, Hoffner dikenalnya jarang sekali beristirahat. “Ia tidak tidur siang, dan selalu hadir diberbagai acara, tanpa mengenal Lelah”.
Conant juga mengatakan kalau Hoffner sepertinya tak terlalu berminat, saat diminta administrasi untuk sertifikat Guinness World Records. Alasannya ia tidak skydive untuk rekor tersebut, namun lebih karena ia sepertinya suka saja dengan olahraga tersebut. Bahkan ia berencana akan terjun lagi dilain waktu.
Hoffner sendiri dikenal pernah bekerja selama lebih dari empat dekade di sebuah perusahaan operator telepon bernama Illionis Bell. Perusahaan itu kini berganti nama menjadi AT&T, dan Hoffner sudah pensiun 43 tahun yang lalu. Hoffner juga diketahui tak memiliki suami dan anak, dan tinggal seorang diri di pusat perawatan lansia di AS.
Menurut Conant mungkin kepergian Hoffner ada kaitannya dengan satu keinginan terakhirnya. Dimana Hoffner sempat mengatakan ingin ikut serta sebagai penumpang di olahraga balon terbang. Dan ia benar melakukannya ke dunia lain. (Sulung Prasetyo)