ross edgley

Ross Edgley Mengelilingi Islandia dengan Berenang

Views: 3

Di tepi pantai Nauthólsvík, Reykjavík, awal September 2025 lalu, suasana mendadak riuh. Seorang pria dengan tubuh kekar, wajah lelah namun penuh senyum, keluar dari air dingin Atlantik Utara. Dialah Ross Edgley, perenang ekstrem asal Inggris, yang baru saja menyelesaikan sesuatu yang bagi kebanyakan orang terdengar mustahil. Berenang mengelilingi seluruh pulau Islandia sejauh lebih dari 1.600 kilometer.

“Ini pengalaman terberat sekaligus paling indah yang pernah saya jalani,” katanya dengan suara parau, disambut sorak-sorai tim pendukung dan penonton yang hadir.

Lebih Lama dari yang Direncanakan

Perjalanan itu dimulai pada 17 Mei. Edgley menargetkan 90 hari untuk kembali ke titik start. Namun kenyataan jauh lebih keras. Cuaca Islandia tak memberi ampun. Badai Atlantik memaksa dia beberapa kali berhenti berhari-hari. Akhirnya, ia menuntaskan renang epiknya pada 8 September, tepat 114 hari setelah keberangkatan.

Setiap hari ia membagi waktu enam jam berenang, enam jam istirahat di kapal pendukung. Lalu kembali lagi ke laut, berhadapan dengan suhu air antara tiga hingga lima derajat Celsius. Ombak tinggi dan angin dingin menjadi teman setia.

Tubuh yang Disiapkan untuk Dingin

Sebelum berangkat, Edgley sengaja menaikkan berat badan 10–15 kilogram. Lemak tambahan menjadi “jaket alami” untuk melawan gigitan dingin laut. Wetsuit dan perlengkapan neoprena membantu, tetapi tetap saja tubuhnya harus beradaptasi.

“Air dingin di sini bisa melumpuhkan siapa pun dalam hitungan menit,” ujar salah satu anggota tim medisnya. Namun Edgley tahu cara mengelola tubuhnya. Ia membangun fisik layaknya mesin yang tahan banting, tangguh, dan siap menghadapi laut.

Dalam sehari, Ross Edgley menelan hingga 15 ribu kalori. Saat berenang, ia rutin menelan 120 gram karbohidrat per jam. (photo: dok. Ross edgley)

Kalori Tak Pernah Putus

Energi yang ia bakar setiap hari sangat besar. Dalam sehari, ia menelan hingga 15 ribu kalori. Saat berenang, ia rutin menelan 120 gram karbohidrat per jam, meski perut sering menolak makanan. Pasta, roti, hingga makanan lokal Islandia menjadi “bahan bakar” perjalanan panjangnya.

Tanpa itu, tubuhnya tak akan bertahan. Namun tetap saja ada harga yang harus dibayar. Lidahnya bengkak dan luka karena terlalu lama terendam air asin. Kulitnya penuh lecet akibat gesekan wetsuit. “Kadang tubuh ini rasanya seperti habis digiling ombak,” katanya, sambil tertawa kecil.

Sains di Balik Petualangan

Bukan hanya soal rekor. Di balik renang ekstrem ini, ada misi penelitian. Edgley bekerja sama dengan proyek Bioprotect Uni Eropa. Tim mengumpulkan sampel e-DNA di sepanjang pantai Islandia, meneliti mikroplastik, dan mencatat data lingkungan yang berharga untuk konservasi laut.

Dengan begitu, perjalanan ini bukan sekadar soal ketangguhan fisik, tapi juga kontribusi nyata bagi ilmu pengetahuan.

Menariknya, ide gila ini lahir dari obrolan dengan aktor Chris Hemsworth. Pemeran Thor itu menyebut, berenang mengelilingi Islandia akan terasa seperti mengitari Asgard, dunia para dewa. Hemsworth kemudian mengikuti perjalanan Edgley dengan penuh antusias.

Di garis akhir, Edgley menegaskan bahwa renang ini bukan tentang kecepatan atau rekor pribadi. Lebih dari itu, ia ingin membuktikan bahwa dengan disiplin, dukungan, dan keberanian, manusia mampu menembus batas yang terlihat mustahil. (Wage Erlangga)

Artikel Dari Penulis Yang Sama

caving purba

Caving Ekstrem Manusia Goa 16.000 Tahun Lalu

antartika

Apa yang Ekspedisi Antartika Ajarkan tentang Tubuh Manusia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *