Views: 7
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di Conservation Letters (31 Juli 2025) mengungkap bahwa kemauan politik menjadi faktor paling menentukan dalam upaya melindungi hutan tropis di Brazil dan Indonesia.
Penelitian yang dipimpin Joss Lyons-White bersama 35 pakar konservasi dari berbagai negara ini menggunakan metode Delphi study, yakni teknik konsultasi berulang dengan para ahli untuk mencari konsensus. Fokus penelitian bukan pada penyebab deforestasi, melainkan pada pertanyaan sebaliknya: mengapa sebagian hutan berhasil tetap bertahan?
Hasil di Amazon Brazil
Para ahli menilai bahwa kemauan politik dan penegakan hukum adalah faktor paling berpengaruh dalam menjaga kelestarian hutan Amazon. Keduanya dipilih oleh 73 persen responden. Instrumen lain yang dianggap penting mencakup Forest Code (aturan hukum kehutanan), monitoring satelit, serta program PPCDAm (Rencana Pencegahan dan Pengendalian Deforestasi di Amazon Legal).
Seiring waktu, peran masyarakat adat dan advokasi internasional sempat menjadi sorotan di 1990-an. Namun memasuki 2000-an, penekanan bergeser pada kebijakan negara dan penegakan hukum yang lebih tegas.
Hasil di Indonesia
Sementara di Indonesia, faktor yang kerap disebut penting meliputi moratorium izin baru perkebunan sawit dan konsesi hutan, advokasi masyarakat sipil, serta kebijakan rantai pasok bebas deforestasi. Namun pada akhirnya, para pakar menilai bahwa kemauan politik pemerintah lah yang benar-benar menempati posisi sentral, terutama pada dekade 2010-an.
“Di Indonesia, banyak aktor non-negara yang terlibat, mulai dari LSM hingga perusahaan. Namun ketika berbicara hasil jangka panjang, kemauan politik pemerintah menjadi penentu utama,” demikian ringkasan laporan tersebut.
Pelajaran Global
Penelitian ini menegaskan bahwa tanpa komitmen politik yang kuat, berbagai instrumen perlindungan hutan—mulai dari regulasi hingga kebijakan pasar—tidak akan berjalan optimal.
Di Brazil, negara berperan lebih konsisten dalam menjaga hutan, sementara di Indonesia pendekatan yang muncul lebih hibrida, melibatkan kombinasi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil.
Temuan ini memberi pesan jelas bagi negara-negara tropis lain: upaya menghentikan deforestasi memerlukan keberanian politik, selain dukungan advokasi dan kolaborasi lintas sektor. (Wage Erlangga)





