04 November 2024
puncak tertinggi uzbekistan
Mendaki gunung-gunung tertinggi di negara-negara Stan menjadi mimpi duo pendaki Amerika Serikat (AS), Eric Gilbertson dan Andreas Frydensberg. Dan pada awal September 2023 lalu, mereka berhasil menginjakan kaki di pucuk-pucuk gunung tertinggi di seluruh puncak Asia Tengah.

Views: 0

Hingga tahun 2023 ini, hanya ada tujuh negara di dunia yang berakhiran Stan. Pakistan, Tajikistan, Afganistan, Kirgistan, Kazakhstan, Uzbekistan, Turkmenistan. Tapi siapa sangka, di negara-negara berakhiran Stan itu, ternyata memiliki gunung-gunung tinggi dunia. Salah satunya adalah K2, yang kini dianggap  gunung paling berbahaya di dunia.

Mendaki gunung-gunung tertinggi di negara-negara Stan itu ternyata menjadi mimpi duo pendaki Amerika Serikat (AS), Eric Gilbertson dan Andreas Frydensberg. Dan pada awal September 2023 lalu, mereka berhasil menginjakan kaki di pucuk-pucuk gunung tertinggi di negara berakhiran Stan, Asia Tengah.

“Ini adalah daftar yang unik karena sangat sulit. Saya tidak mengetahui ada orang lain yang mengumpulkan semua puncak ini,” kata Gilbertson dalam pernyataanya kepada situs Explorerweb.

Selain keberhasilan tersebut, ukiran sejarah duo pendaki ini dilengkapi dengan revisi data baru mengenai puncak gunung tertinggi di negara-negara Stan tersebut. Seperti data puncak tertinggi di Uzbekistan. Sebelumnya dikenal gunung Khazret Sultan, yang disebut memiliki puncak tertinggi di Uzbekistan. Namun data tersebut direvisi oleh mereka, menjadi puncak tertinggi Uzbekistan adalah gunung Alpomish.

Mengenai klaim pendakian pertama dari ketujuh pendakian tersebut — Gilbertson memiliki bukti yang mendukungnya. Sejak tahun 2018, ia telah mengukur gunung-gunung di seluruh dunia untuk menemukan titik tertinggi sebenarnya. Penelitiannya telah menghasilkan “gunung tertinggi” baru untuk tujuh negara, termasuk Uzbekistan.

Eric Gilbertson dan Andreas Frydensberg sesaat sebelum menginjakan kaki di pucuk gunung Alpomish, Uzbekistan. (photo: dok.explorerweb)

Inti Petualangan

Awal musim panas ini, jurnalis Hongaria Laszlo Pinter menulis esai komprehensif yang merangkum apa yang dilakukan oleh banyak pendaki gunung terbaik dunia saat ini. Menurutnya pendaki saat ini hanya terpaku pada upaya mengumpulkan Puncak 8.000 mdpl saja. Padahal menurutnya upaya tersebut sudah tidak lagi memiliki nilai petualangan pendakian yang nyata.

“Pengumpul puncak 8000-an yang mencari ketenaran tidak melakukan apa pun selain mengeksploitasi mitos yang diciptakan oleh para pendaki hebat,” tulis Pinter.

Oleh karena itu menurut Pinter, apa yang dilakukan Gilbertson melalui pendakian puncak-puncak di negara Stan merupakan prestasi baru yang luar biasa. Karena mereka mencoba jalur pendakian baru, mencakup ketidakpastian dan bahaya yang sebagian besar dapat dicegah bila melalui jalur yang sudah dilalui sebelumnya.

Pada tahun 2019, misalnya, mereka mendaki gunung tertinggi di Afghanistan. Sebuah puncak setinggi 7.000 mdpl, bernama Noshaq. Mempekerjakan pemandu lokal diperlukan di sini. Pendekatan ini mengharuskan kita menghindari ranjau darat, yang secara tragis umum terjadi di seluruh Afghanistan karena sejarahnya yang bermasalah. Daerah tersebut juga dikuasai oleh Taliban, yang berarti para pendaki menanggung risiko uang tebusan satu juta dolar jika berhasil ditangkap.

 “Kami melihat seekor sapi menginjak ranjau darat saat pulang dari mendaki gunung itu,” cerita Gilbertson tentang petualangannya di Afganistan.

Mengingat kondisi Afghanistan saat ini jauh lebih tidak stabil dibandingkan tahun 2019, calon pendaki mungkin akan mempertimbangkan kembali untuk mengikuti jejak Gilbertson dalam waktu dekat.

Jalur baru di puncak Alpomish, Uzbekistan yang sebelumnya bukan dianggap gunung tertigngi di negara tersebut. (photo: dok.exploreweb)

Puncak Baru

Namun yang membuat ekspedisi Gilbertson semakin menarik adalah penelitian yang dilakukannya terhadap puncak di negara Uzbekistan.

Ketika mereka tiba di Uzbekistan, para pejabat menganggap Khazret Sultan sebagai puncak tertinggi di negara itu.  Data itu berdasarkan survei tahun 1981 yang dilakukan oleh Uni Soviet yang mengukur gunung tersebut setinggi 4.643 mdpl.

Ketika Gilbertson dan Frydensberg mendaki puncak Alpomish, Gilbertson melakukan enam pengukuran dengan tingkat penglihatannya dari titik berbeda. Ia menemukan Alpomish memiliki ketinggian 4.668m, dengan margin kesalahan delapan meter. Artinya, ini sebenarnya adalah titik tertinggi di Uzbekistan.

“Agak mengejutkan bahwa kesalahan itu terdapat pada titik tertinggi di negara ini,” kata Gilbertson.

Meskipun pengukuran gunung dapat dengan mudah ditemukan di Google Earth, pengukuran tersebut memiliki margin kesalahan hingga 10 meter. Perusahaan swasta dapat dibayar untuk melakukan pengukuran yang lebih spesifik pada suatu gunung, namun biayanya mahal dan masih memiliki margin kesalahan hingga tiga meter.

“Saya tidak menemukan banyak dokumentasi tentang pegunungan di Uzbekistan. Saya tidak tahu sampai saya masuk ke sana,” katanya. “Masih banyak tempat seperti itu yang tersisa – Anda mungkin belum pernah mendengarnya.”

Ikuti terus jadwal pendakian Gilbertson yang sibuk di situs webnya CountryHighPoints.com. Juga, berikut adalah rincian lengkap dari ketujuh poin tertinggi Stans, sebagaimana diselesaikan oleh Gilbertson dan Frydensberg:

  1. Pakistan (K2, 8.611 mdpl)
  2. Tajikistan (Ismoil Somoni, 7.495 mdpl)
  3. Afganistan (Noshaq, 7.493 mdpl)
  4. Kirgistan (Pobeda, 7.439 mdpl)
  5. Kazakstan (Khan Tengri, 7.000 mdpl)
  6. Uzbekistan (Alpomish, 4.668 mdpl)
  7. Turkmenistan (Ayrybaba, 3.139 mdpl)

(Sulung Prasetyo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *