JAGA KESEHATAN BIAR TAK BLUNDER DI GUNUNG

Views: 3357

Banyak pendaki gunung saat tidak terlalu mengerti, bagaimana cara menjaga kesehatan selama menjalankan aktivitas di alam bebas. Padahal masalah kesehatan ini penting, sebab bagaimana mungkin bisa menjelajah di alam bebas, kalau tiba-tiba merasa sakit. Lalu sebenarnya apa saja sih hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan saat kita beraktivitas di alam bebas, terutama di gunung.

Untuk menjelaskan hal diatas, Federasi Mountaineering Indonesia (FMI) mengadakan webinar pada Sabtu (20/7/2024) mengenai “Safe Climbing in Nepal’s Himalayan Ice Mountain”. Dalam satu paparan presentasinya menjelaskan mengenai kesehatan perjalanan yang perlu diperhatikan saat melakukan pendakian gunung.

“Ada tiga tujuan utama mengerti kesehatan perjalanan saat di gunung, yaitu menjaga kondisi fisik selama pendakian, menghindari penyakit dan cedera, memastikan pengalaman mendaki yang aman dan menyenangkan”, urai  M. Iqbal El Mubarak, MD, dari FMI.

Lalu bagaimana cara agar bisa mencapai tiga tujuan itu, saat melakukan aktivitas di alam bebas. Pertama yang harus dilakukan adalah melakukan persiapan yang baik saat pra kegiatan. Persiapan bisa meliputi latihan fisik yang memadai, dan cek kesehatan pada dokter.

Persiapan

Latihan fisik yang disarankan mencakup jenis latihan untuk meningkatkan cardio, kekuatan dan daya tahan. Latihan cardio bisa dilakukan dengan berlari cepat, baik di lintasan atau gym. Sementara latihan kekuatan bisa dengan melatih otot-otot yang sekiranya butuh bekerja lebih keras saat mendaki gunung, seperti otot paha, kaki, dan punggung dan pinggang. Latihan untuk ketahanan bisa berupa jogging dalam jarak jauh, dan berdurasi lama, atau melakukan aktivitas dilokasi yang memiliki karakter sama dengan lokasi tujuan.

Selain latihan fisik juga diperlukan persiapan memilih perlengkapan pendakian yang memadai. Jangan sampai ingin mendaki gunung yang cukup terjal, tapi malah tidak membawa tali dan perlengkapan pemanjatan. Bila hal itu terjadi, maka malah akan jadi blunder yang menimbulkan kecelakaan.

Manajemen Makanan dan Air

Selama dalam perjalanan juga harus cukup memperhatikan masalah makanan dan air. Bila perlu diinventarisasi jumlah yang ada setiap hari. Dari hasil inventarisasi itu, akan diputuskan jumlah konsumsi makanan dan air untuk keseluruhan anggota kelompok.

Urusan mencari air bersih juga perlu diketahui. Seperti saat menemukan air baiknya difilter dulu, baik menggunakan alat filter, pil pembersih atau sebagainya. Kemudian air yang sudah bersih itu harus dimasak juga, agar tidak menimbulkan masalah pada tubuh.

Diperlukan juga kemampuan untuk memilih makanan yang cocok selama melakukan perjalanan. Menurut Iqbal makanan yang cocok berupa makanan kering dan ringan, makanan instan, makanan protein, karbohidrat kompleks seperti roti gandum, dan lemak hitam seperti coklat.

Penanganan Cedera

Masalah lain yang mungkin timbul saat melakukan pendakian gunung merupakan cedera pada tubuh. Setidaknya ada tiga jenis cedera yang terjadi, yaitu luka, terkilir dan patah tulang.

“Kalau hanya luka tergores bisa hanya dengan segera menghentikan pendarahan dengan menekan pada bagian yang luka. Apabila darah sudah tak mengalir, baru kemudian bersihkan luka dengan air bersih atau antiseptic, dan kemudian baru kemudian luka ditutup dengan menggunakan perban atau plester”, jelas Iqbal.

Sementara kalau terkilir, yang harus dilakukan merupakan mengistirahatkan bagian tubuh yang terkilir. Kompres juga bagian yang terkilir dengan menggunakan es atau air dingin untuk mengurangi bengkak. Perlu juga dilakukan pembalutan pada daerah yang terkilir, serta biasakan meletakan daerah terkilir pada posisi libih tinggi dari jantung, untuk mengurangi pembengkakan.

Yang paling repot adalah kasus patah tulang. Kalau terjadi kasus patah tulang saat mendaki gunung, yang harus dilakukan pertama adalah imobilisasi bagian yang patah dengan menggunakan bidai atau benda keras lainnya untuk menghindari gerakan. “Juga disarankan untuk menghindari upaya meluruskan tulang yang patah tersebut”, saran Iqbal. Juga sebaiknya segera mencari bantuan medis professional untuk masalah patah tulang.

Penyakit Ketinggian

Jenis penyakit yang sering timbul lainnya karena pendakian ke gunung tinggi merupakan Altitude Mountain Sickness (AMS) dan hipotermia.

Untuk AMS gejala yang sering timbul merupakan rasa mual dan pusing yang berlebihan. Tanda-tanda itu biasanya muncul saat tubuh terlalu cepat mendaki, dari daerah yang lebih rendah. Teknik aklimatisasi atau mendaki secara perlahan, seharusnya bisa menjadi solusi pencegahan. Sementara bila sudah terlanjur terjadi, maka tak ada solusi yang paling tepat, selain menurunkan korban ke titik lebih rendah secepatnya.

Untuk urusan hipotermia, sebenarnya untuk kasus di gunung-gunung Indonesia kecil kemungkinan terjadi. Hipotermia merupakan kasus dimana seseorang mengalami penurunan drastis pada suhu tubuh. Hal itu bisa dilakukan dengan memakai peralatan yang memadai agar bisa selalu menjaga kondisi tubuh tetap hangat di gunung. Sementara bila sudah terlanjur terjadi, maka diperlukan upaya untuk mengganti pakaian yang digunakan korban sebelumnya dengan yang lebih hangat.

Masalah kesehatan di aktivitas kegiatan alam bebas tak bisa diremehkan. Sebab kesuksesan sebuah kegiatan pendakian gunung, sebenarnya bukan saat kita mencapai puncaknya. Namun saat kita bisa kembali dengan selamat dan menceritakan semua pengalaman sebagai pembelajaran. (Sulung Prasetyo)

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours