Views: 172
Salah satu sampah paling berbahaya di dunia saat ini adalah mikroplastik. Mungkin mikroplastik tidak membantu dunia makin panas, dan iklim makin berubah. Tapi mikroplastik menyerang langsung ke manusia. Masuk melalui bentuk renik yang sulit dilihat kasat mata. Dan tiba-tiba menimbun di dalam tubuh, masuk melalui berbagai hal, termasuk dari semua hidangan yang ada di piring meja makan kita.
Mikroplastik, atau pecahan plastik yang panjangnya kurang dari lima milimeter, mengintai di lautan, udara, makanan, dan bahkan air minum. Sementara manusia terus-menerus menghirup dan menelannya, sehingga meningkatkan kemungkinan mengalami peradangan seluruh tubuh, efek neurologis, kerusakan DNA, dan respons imun yang melemah.
Di seluruh dunia, orang mengonsumsi rata-rata lima gram mikroplastik setiap minggu, tergantung pada usia dan jenis kelamin, demikian hasil penelitian. Jangan remehkan juga, ternyata lima gram mikroplastik itu ada banyak disekitar kita.
Gelas Kertas Teh Celup
Sekarang kalau ingin meminum teh celup pikirkan lagi, karena lapisan plastik untuk mengelem teh celup ternyata mengandung mikroplastik. Para peneliti sekarang telah menemukan bahwa setiap cangkir teh yang diseduh menggunakan kantong teh plastik, melepaskan sekitar 11,6 miliar mikroplastik dan 3,1 miliar nanoplastik.
Kantong teh celup tidak hanya berbahaya bagi lingkungan, tetapi menurut penelitian tahun 2023 dari Dow University of Health Sciences di Pakistan, ketika digabungkan dengan air panas, kantong teh celup akan melepaskan banyak sekali mikroplastik.
Kantong teh celup juga dapat mengandung zat berbahaya lainnya, termasuk senyawa fluor, arsenik, garam radium, aluminium, tembaga, timbal, merkuri, kadmium, barium, dan nitrat.
Gelas kertas yang digunakan untuk menampung teh dan minuman panas lainnya juga melepaskan mikroplastik. Meskipun terlihat seperti alternatif yang cocok untuk gelas plastik dan styrofoam, gelas kertas memang mungkin bisa menjadi solusi lebih ramah lingkungan. Tapi ternyata bagian dalam cangkir yang dilapisi dengan sealant, biasanya mengandung hingga 10 persen polietilena densitas tinggi (HDPE).
Gelas kertas sekali pakai (100 ml) dengan lapisan plastik dapat melepaskan sekitar 25.000 partikel mikroplastik berukuran mikron di dalam cairan panas yang ditampungnya.

Plastik Microwave
Wadah plastik anti panas yang kadang kita pakai didalam microwave, ternyata juga melepaskan mikroplastik dan masuk ke dalam makanan.
Pada tahun 2023, tim peneliti dari University of Nebraska-Lincoln menemukan bahwa memanaskan makanan bayi dengan microwave dalam wadah plastic, dapat melepaskan lebih dari dua miliar nanoplastik dan empat juta mikroplastik per sentimeter persegi wadah.
Para peneliti menyimpulkan bahwa balita yang mengonsumsi produk susu yang dipanaskan dengan microwave, dan bayi yang minum air/minuman yang dipanaskan dengan microwave menyerap konsentrasi relatif plastik yang paling tinggi.

Talenan Plastik
Para ahli juga merekomendasikan untuk menggunakan talenan kaca atau bambu yang bebas plastik, karena talenan plastik juga melepaskan mikroplastik ke dalam makanan.
Sebuah studi yang ditinjau pada tahun 2023 melaporkan bahwa memotong di atas talenan polipropilena melepaskan lebih banyak mikroplastik (massa 5-60 persen lebih besar dan jumlah mikroplastik 14-71 persen lebih banyak) daripada talenan polietilen.
Menggunakan talenan polietilena dapat menghasilkan paparan tahunan tujuh hingga sekitar 51 gram mikroplastik per orang, sedangkan papan polipropilena dapat menghasilkan paparan 49,5 gram.
Dalam hal kuantitas, papan polietilen dapat melepaskan antara 14,5 hingga sekitar 72 juta mikroplastik per tahun, sedangkan papan polipropilena dapat melepaskan hampir 80 juta.
Mikroplastik hampir tidak mungkin dihindari karena menyentuh setiap aspek kehidupan kita. Oleh karena itu, perlu semakin banyak penelitian yang harus dilakukan. Sehingga kita bisa makin mengerti bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan manusia.
Ketika mikroplastik masuk ke dalam tubuh, mereka dianggap sebagai penyusup asing, memicu respons kekebalan tubuh yang mirip dengan melawan virus atau bakteri. Namun, tidak seperti virus atau bakteri, tubuh tidak dapat mengurai mikroplastik, sehingga menyebabkan peradangan yang berkelanjutan. Peradangan kronis ini merupakan masalah yang signifikan karena terkait dengan penyakit seperti diabetes, masalah kardiovaskular, dan kanker, yang merupakan penyebab utama kematian. (Sulung Prasetyo)
+ There are no comments
Add yours