makanan ekspedisi

CARA MENGELOLA MAKANAN DALAM KEGIATAN ALAM BEBAS. SALAH PILIH BIKIN BLUNDER…

Views: 10

Makanan dalam perjalanan ekspedisi sangat penting artinya untuk menjaga kondisi tubuh. Sama penting seperti menjaga kondisi tubuh dengan berlatih fisik yang baik. Tapi latihan fisik tanpa diimbangi dengan asupan makanan yang berimbang, bisa menjadi blunder terbesar yang sulit dimaafkan. Jadi, sebelum melakukan perjalanan ekspedisi yang berdurasi lama, perlu dipersiapkan manajemen makanan, yang sudah dipikirkan masak-masak oleh sang pemimpin perjalanan.

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah fungsi pengorganisasian makanan. Berapa jumlah anggota ekspedisi yang akan ikut dalam kegiatan tersebut? Apakah grup-grup kecil akan terbentuk?

Dari dua pertanyaan dasar diatas, akan tergambar frame pengelolaan makanan dalam ekspedisi nantinya. Seperti seberapa besar ukuran unit-unit makanan yang akan dipacking, seberapa banyak alat masak yang akan dibawa, dan bagaimana kira-kira gambaran rutin kegiatan memasak di basecamp nantinya.

Sumber-sumber asal makanan juga harus dipikirkan. Berapa jumlah makanan yang harus dibeli dipasar tradisional setempat, dan berapa banyak makanan yang bisa dibawa sendiri dari tempat awal kegiatan. Sumber makanan dari daerah tempat berlangsungnya ekspedisi, bisa diasumsikan lebih murah daripada harga-harga diperkotaan, selain lebih segar dan lebih bervariasi. Tapi sangat dianjurkan membawa pemandu orang setempat bila ingin berbelanja dipasar tradisional setempat. Hal ini dianjurkan selain menghindari kemungkinan tersesat, juga menghindari dari kemungkinan masalah harga yang bisa tiba-tiba melambung tinggi, karena melihat orang asing yang akan membeli.

Jenis transportasi untuk membawa bahan makanan, menjadi hal berikutnya yang harus dipikirkan. Ini akan terlihat efeknya dari ukuran besar makanan yang akan dibawa, jenis pelapis makanan yang akan dipergunakan dan berat dari box-box makanan yang akan dipakai.

Jangan lupakan juga makanan untuk keadaan darurat. Jenis makanan dalam keadaan ini dapat diperbanyak yang mengandung karbohidrat simpleks seperti makanan yang banyak mengandung gula dan glukosa. Mungkin makanan dalam kondisi ini dapat dibungkus secara terpisah dan tersendiri. Dalam bungkusan tersebut kalau bisa juga disertai garam dan air untuk kondisi suhu yang panas, dan korek serta bahan bakar untuk daerah bersuhu dingin. Sedikit tambahan, makanan untuk dalam kondisi darurat kalau bisa diberikan label yang jelas dan dibungkus dalam wadah yang tak tembus air, serta masukan juga peralatan darurat seperti pemantik api dan kotak P3K didalamnya.

Selain menyiapkan hal-hal diatas. Seorang pengelola makanan ekspedisi juga harus sudah memperhitungkan hal teknis persiapan memasak. Format kegiatan, apa saja yang akan dilakukan dan lokasi kegiatan ekspedisi menjadi acuan bagaimana dan apa saja yang harus dipersiapkan. Jika harus memasak dalam jumlah besar kalau bisa tinggalkan selalu satu orang dalam basecamp, yang khusus ditugaskan untk memasak dan menjaga kebersian basecamp (basecamp manager). Sediakan makanan kudapan saat anggota ekspedisi sedang mengadakan briefing. Juga perhatikan selalu masalah kebersihan basecamp, apalagi bila basecamp harus berdiri lebih dari satu minggu di satu lokasi.

Selalu asumsikan air yang akan diperoleh merupakan air kotor, sehingga akan selalu memasaknya terlebih dahulu sebelum meminumnya. (photo: pexels/taryn ellio)

Selain perencanaan dalam hal makanan, pengelolaan air bersih juga harus dipikirkan dengan baik. Air harus selalu dalam kondisi normal, minimal secara fisik (tidak berbau, berwarna dan berasa). Selain memperhitungkan masalah kualitas juga perhitungkan masalah kuantitas. Seorang manusia normal membutukan air sekitar 2-3 liter perhari. Bisa lebih bila kegiatan berlangsung di kondisi bersuhu panas. Siapkan juga selalu bahan bakar ekstra, untuk memasak air dalam lima menit. Selalu asumsikan air yang akan diperoleh merupakan air kotor, sehingga akan selalu memasaknya terlebih dahulu sebelum meminumnya. Mengenai teknik mencari air dalam keadaan darurat, bisa diketahui lebih lanjut dalam buku-buku pedoman untuk keadaan darurat. Tapi sedikit pengetahuan, air bisa didapatkan dari atap-atap tenda pada pagi hari atau saat hari hujan.

Jika ingin memilih tempat bawaan untuk air jangan membawa yang berkapasitas lebih dari 20 liter, karena selain memberatkan juga menyulitkan. Perlu diingat semakin tinggi lokasi kegiatan dari permukaan laut, maka makin cepat seorang manusia mengalami kehausan. Hal ini di sebabkan karena paru-paru mengambil oksigen yang terkandung pada air di dalam tubuh. Ini terjadi karena karena tipisnya kadar oksigen yang ada didaerah ketinggian. Jadi disarankan bawa air berlebih pada kegiatan perjalanan ekspedisi didaerah ketinggian.

Jadi mulai sekarang lupakan meremehkan hal-hal yang berbau makanan dalam perjalanan. Kalau bisa buat senikmat mungkin makanan yang akan kita makan dalam perjalanan nanti, tentunya tidak dengan melupakan faktor gizi yang berimbang. Jadi tidak ada lagi cerita kuping ‘budeg’, gara-gara kebanyakan makan mie.

Tips Pengelolaan Makanan:

  • Cobalah memasak dahulu dirumah dengan kondisi seperti dilapangan, sehingga akan segera diketahui, apa kira-kira yang akan dibutuhkan dalam perjalanan nanti.
  • Perkirakan jumlah dan besar alat masak yang akan dibawa.
  • Kompor, tempat bahan bakar serta alat masak dan makan, harus selalu dalam kondisi bersih untuk menimbulkn minat memasak.
  • Taruh makanan ditempat sejuk dan kering.
  • Memperbanyak kantung plastik menjadi pilihan yang lebih baik dalam hal pengelolaan makanan.
  • Rencanakan menu secara bervariasi.
  • Sediakan makanan dalam keadaan darurat, minimal dua hari berlebih.
  • Perhatikan selalu kuantitas dan kualitas air.

Penulis : Wage Erlangga

Editor : Sulung Prasetyo

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours