caving purba

Caving Ekstrem Manusia Goa 16.000 Tahun Lalu

Views: 12

Di kegelapan total, jauh di dalam perut bumi Pyrenees -dekat perbatasan Prancis dan Spanyol- manusia purba pernah menantang batas keberanian mereka. Enam belas ribu tahun silam, leluhur dari budaya Magdalenian memasuki gua Etxeberri, merangkak di celah sempit, menuruni jurang, dan menyebrangi genangan air bawah tanah.

“Tujuan mereka bukan sekadar mencari perlindungan, melainkan untuk meninggalkan jejak berupa seni gua yang hingga kini masih memancarkan misteri”, ungkap Inaki Intxaurbe, dalam paper yang diterbitkan pada Jurnal Field Archeology, edisi Juli 2025.

Etxeberri, sebuah gua yang ditemukan kembali pada 1930-an, menyimpan setidaknya 77 karya seni purba. Sosok kuda, bison, ibex, hingga bentuk-bentuk abstrak terpahat dan tergambar di dindingnya. Mereka menggunakan arang, tanah liat, bahkan campuran tulang yang dihancurkan sebagai medium.

Yang membuatnya luar biasa, karya itu berada jauh di dalam lorong-lorong berbahaya. Untuk mencapai ruang utama, seseorang harus melewati danau bawah tanah, menuruni jurang dua meter, lalu melanjutkan perjalanan ke lorong lebih sempit. Di ujungnya, terdapat sinkhole sepanjang 16 meter yang disebut “Sinkhole of the Angel”, dengan ukiran kuda di sisi tebing terjal.

Bagi manusia modern saja, jalur ini penuh tantangan. Lalu, bagaimana mungkin manusia purba melakukannya tanpa teknologi canggih?

Berbagai rekonstruksi teknik manusia purba dalam menelusuri goa ratusan ribu tahun silam.

Teknik Penjelajahan Purba

Tim peneliti menemukan tanda-tanda bahwa manusia Magdalenian menggunakan berbagai teknik sederhana namun efektif. Mereka memecahkan stalagmit dengan alat batu untuk membuka jalan, merayap di celah sempit, hingga memakai teknik chimneying, yaitu menahan tubuh di antara dua dinding vertikal untuk naik atau turun.

Jejak korosi pada batu di dekat tebing mengisyaratkan kemungkinan penggunaan tali atau jangkar kayu. “Untuk penerangan, mereka memanfaatkan obor dari kayu juniper, pinus, atau bahkan tulang yang menyala lebih lama,” ungkap Inaki lagi.

Semua ini menunjukkan perencanaan matang, keberanian, serta keterampilan luar biasa.

Rekosntruksi penggunaan obor saat menelusuri goa pada masa ratusan ribu tahun silam. Untuk penerangan, mereka memanfaatkan obor dari kayu juniper, pinus, atau bahkan tulang yang menyala lebih lama.

Dua Dunia

Penempatan karya seni di gua ini tampaknya bukan kebetulan. Peneliti membagi Etxeberri menjadi dua zona utama.

Pertama, Hall of Paintings. Ruangan lebih terbuka ini memungkinkan banyak orang menyaksikan gambar hewan yang dipahat dan dilukis. Bisa jadi ruang ini berfungsi sebagai “galeri publik”, tempat berkumpul atau mengajar.

Kedua, zona yang jauh lebih tersembunyi: lorong-lorong sempit, sinkhole, dan tebing berbahaya. Area ini hanya bisa dicapai oleh segelintir orang yang terlatih atau memiliki peran khusus. Karya seni di sini mungkin bukan sekadar tontonan, melainkan bagian dari ritual, meditasi, atau komunikasi spiritual.

gambar dalam goa
Contoh lukisan purba yang masih tersisa didalam goa Etxeberri, Prancis.

Risiko yang Berarti

Mengapa mereka rela mengambil risiko sebesar itu? Pertanyaan ini menjadi inti kajian para arkeolog. Jawabannya kemungkinan terletak pada kebutuhan spiritual. Seni gua di Etxeberri bukanlah hasil iseng atau hiburan semata, melainkan bagian dari ritual yang melibatkan keberanian menembus kegelapan.

Setiap langkah ke dalam gua adalah perjalanan simbolik—dari terang menuju gelap, dari dunia nyata menuju dunia roh. Seni di kedalaman ekstrem itu adalah jembatan antara manusia dengan alam semesta, bahkan mungkin dengan kepercayaan mereka tentang kehidupan setelah mati.

Reka ulang penelusuran goa pada masa purba yang dilakukan peneliti pada masa kini. Pada masa lalu bahkan lebih berbahaya, karena belum ada peralatan untuk keselamatan seperti saat ini. (Photo: Iñaki Intxaurbe, Diego Garate, and Martin Arriolabengoa)

Baca juga :

Warisan Jiwa Petualangan

Hari ini, ketika speleolog dan peneliti menelusuri gua Etxeberri, mereka tak hanya melihat lukisan di dinding, tetapi juga merasakan gema jiwa petualangan purba. Enam belas ribu tahun lalu, manusia sudah menunjukkan dorongan untuk menantang batas, mengeksplorasi ruang-ruang tak dikenal, dan mengekspresikan gagasan lewat seni.

Etxeberri bukan sekadar situs arkeologi. Ia adalah bukti bahwa sejak dulu, manusia memiliki kebutuhan mendalam untuk mencari makna di luar sekadar bertahan hidup. Di balik kegelapan gua, mereka menemukan cara untuk meninggalkan pesan lintas waktu, bahwa keberanian, seni, dan spiritualitas adalah bagian tak terpisahkan dari kemanusiaan. (Sulung Prasetyo)

Artikel Dari Penulis Yang Sama

drama korea

5 Drama Korea Tema “Travel & Healing” yang Cocok Kalau Kamu Menyukai My Lovely Journey

ross edgley

Ross Edgley Mengelilingi Islandia dengan Berenang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *