AI mountaineering

Jepang Manfaatkan AI untuk Prediksi Kecelakaan Pendakian Gunung

Views: 10

Bayangkan sebuah aplikasi yang bisa memberi tahu risiko kecelakaan sebelum mendaki gunung, hanya dari rencana perjalanan yang dimasukkan. Hal itu kini mulai menjadi kenyataan berkat penelitian terbaru tim ilmuwan data asal Jepang yang dipimpin oleh Dr. Yusuke Fukazawa dan Dr. Taeko Sato.

Berbeda dari pendekatan tradisional yang biasanya menganalisis catatan kecelakaan masa lalu, studi ini menggunakan informasi perencanaan pendakian: tanggal, waktu, kondisi cuaca, profil pendaki, hingga deskripsi medan. Semua data tersebut terprogram menjadi kalimat terstruktur, misalnya: “15 Desember 2019, musim dingin, siang hari…”.

Bagaimana AI Membaca Risiko

Dengan metode ini, model bahasa berbasis BERT versi Jepang muncul sebagai yang paling efektif. Hasilnya, AI mampu memprediksi jenis kecelakaan—mulai dari jatuh, tergelincir, kelelahan, hingga tersesat—dengan tingkat akurasi sekitar 57 persen.

AI juga menunjukkan kata kunci tertentu yang sering berkaitan dengan jenis kecelakaan, seperti Jatuh dari ketinggian: kata “pagi,” atau lokasi curam seperti “Hotaka”; Tergelincir: kata “siang,” atau wilayah “Pegunungan Yatsugatake”; Kelelahan: waktu “sore/malam” serta faktor “usia tua”; Tersesat: kondisi “salju,” “kabut,” “malam,” atau mendaki seorang diri.

Masih Ada Keterbatasan

Meski menjanjikan, penelitian ini bukan tanpa kelemahan. Data cuaca yang digunakan, misalnya, berasal dari laporan kecelakaan sehingga tidak sepenuhnya bisa diketahui sebelum pendakian dimulai. Selain itu, deskripsi medan yang diambil dari Wikipedia terkadang terlalu gamblang mengungkap risiko, sehingga secara tidak langsung memberi petunjuk pada AI tentang jenis kecelakaan yang akan terjadi.

Masalah lainnya, model hanya terprogram dengan data kecelakaan, tanpa memasukkan contoh perjalanan aman. Akibatnya, AI belum bisa membedakan antara lokasi yang benar-benar berbahaya dengan lokasi populer yang memang sering terjadi kecelakaan.

Aplikasi Masa Depan

Meski masih dalam tahap konseptual, para pengulas menilai ide ini memiliki potensi besar. Jika kelak terintegrasi dalam aplikasi pendakian, AI dapat menganalisis rencana perjalanan seorang pendaki dan memberi peringatan dini serta rekomendasi praktis—seperti menyarankan perubahan rute, mengatur ulang jadwal, atau mempersiapkan perlengkapan tambahan.

Namun sebelum sampai pada tahap itu, sistem ini membutuhkan dataset yang lebih luas dan uji coba lapangan dengan aplikasi nyata.

“AI tidak akan pernah menggantikan penilaian manusia,” tulis salah satu pengulas. “Tapi riset ini membuktikan bahwa teknologi bisa menjadi mitra penting dalam mencegah tragedi yang seharusnya bisa terhindar di gunung.” (Wage Erlangga)

Artikel Dari Penulis Yang Sama

freediving

Freediver Kroasia Pecahkan Rekor Dunia Tahan Napas 29 Menit

Torbjørn C. Pedersen, Mengunjungi Seluruh Negara Dunia Tanpa Menggunakan Pesawat

One thought on “Jepang Manfaatkan AI untuk Prediksi Kecelakaan Pendakian Gunung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *