PERJALANAN EPIK SUP DI SUNGAI YUKON SELAMA 51 HARI

Views: 21

Günter Burgsteiner dan Barbara Weitzenböck berdiri di atas papan SUP. Mereka melihat ke depan, ke Sungai Yukon yang luas. Tidak ada yang tahu apa yang ada di depan. Hanya arus dan angin yang kencang. Dan mereka, dua orang yang tidak takut menghadapi tantangan itu.

Perjalanan mereka dimulai di hulu sungai yang berada di Kanada itu. Mereka berdua tahu, ini akan menjadi perjalanan yang panjang dan berat. Tidak ada yang bisa mempersiapkan mereka untuk segala hal yang akan mereka hadapi. Tidak ada peta yang dapat menunjukkan semua rintangan yang tersembunyi. Tetapi mereka memulai juga.

“Ini akan sulit,” kata Günter saat mereka mulai mendayung. “Kami tidak tahu apa yang menunggu di depan, tapi kami harus terus bergerak.”

Mereka berjalan melewati medan yang tidak ramah. Arus kuat, angin dingin. Sungai ini bukan untuk orang yang tidak siap. Setiap hari adalah ujian. Mereka mendayung, kadang beristirahat di tepi sungai untuk makan dan tidur. Setiap malam mereka mendirikan tenda di tempat yang paling aman yang bisa mereka temukan.

Barbara mengingat salah satu malam itu. “Angin sangat dingin. Bahkan tenda kami tidak bisa melindungi sepenuhnya. Kami merasa terkadang seperti hanya bertahan hidup.” Tetapi mereka bertahan. Karena tidak ada pilihan lain.

Mereka tidak mendayung untuk mencapai tempat tertentu. Mereka hanya mendayung, setiap hari, tanpa berpikir tentang tujuan akhir. Mereka bergerak karena itulah yang harus mereka lakukan. Mereka tahu bahwa jika berhenti, perjalanan ini akan berakhir.

Setiap hari adalah ujian. Mereka mendayung, kadang beristirahat di tepi sungai untuk makan dan tidur. (photo: dok paddler magazine)

Merasa Kecil

Pada hari keempat belas, mereka sudah jauh. Tidak ada lagi keraguan dalam diri mereka. Mereka mulai melihat betapa luasnya sungai ini, betapa kerasnya alam. Tetapi ada juga keindahan yang luar biasa. Di saat-saat tertentu, saat matahari mulai terbenam dan langit berubah warna, mereka merasa kecil. Tapi mereka merasa hidup.

“Sungai ini mengajari kami banyak hal,” kata Barbara. “Tidak ada yang bisa diprediksi. Setiap belokan membawa kejutan baru. Setiap hari memberi kami pelajaran.”

Mereka menemukan banyak kesulitan. Arus yang tak terduga, angin yang datang tanpa peringatan. Tetapi di balik semua itu, mereka juga menemukan ketenangan. Ketika mereka melihat ke luar, hanya ada hutan dan sungai yang mengalir. Tidak ada suara selain hembusan angin dan gemericik air. Saat-saat itulah mereka merasa terhubung dengan alam.

Namun, itu tidak selalu mudah. Kadang mereka merasa tubuh mereka sudah sangat lelah, tetapi mereka tidak bisa berhenti. Ada saat-saat di mana mereka meragukan diri mereka sendiri. Namun, mereka tahu bahwa tidak ada pilihan lain. Mereka tidak bisa mundur. Mereka hanya bisa melanjutkan.

Lebih Dari Perjalanan Fisik

Pada hari ke-30, mereka sudah berada di titik yang sangat jauh dari tempat mereka memulai. Mereka berada di tengah sungai yang sangat lebar, di mana airnya begitu tenang. Tetapi mereka tahu, tenang bukan berarti aman. Mereka harus tetap waspada. Mereka harus terus mendayung. Tanpa henti.

Pada malam hari, mereka duduk bersama, berbicara tentang perjalanan mereka, tentang apa yang mereka rasakan. Mereka berbicara tentang sungai yang mengalir, tentang langit yang tidak pernah gelap, tentang betapa kecilnya mereka di tengah alam yang begitu besar. Terkadang, mereka hanya diam. Tidak perlu kata-kata. Hanya suara alam yang berbicara.

“Kadang-kadang, aku merasa ini lebih dari sekadar perjalanan fisik,” kata Günter suatu malam. “Ini tentang apa yang kita hadapi di dalam diri kita sendiri. Tentang melawan rasa takut, tentang mengatasi keraguan, dan tentang menerima kenyataan bahwa kita hanyalah bagian kecil dari sesuatu yang lebih besar.”

Barbara mengangguk. “Kami melawan alam, tapi yang lebih sulit adalah melawan diri sendiri. Kita sering berpikir kita tidak bisa melanjutkan, tapi sebenarnya kita bisa.”

Mereka melanjutkan perjalanan mereka. Hari demi hari, arus tetap kuat, angin tetap dingin. Tapi mereka tidak menyerah. Setiap hari mereka mendekati akhir perjalanan mereka. Tetapi mereka tahu, perjalanan ini bukan hanya tentang sampai di tujuan. Ini tentang perjalanan itu sendiri.

Sungai Yukon yang berada di negara Kanada. (photo: dok. paddler magazine)

Ujung Perjalanan

Pada hari ke-51, mereka akhirnya mencapai ujung sungai. Mereka telah melewati sekitar 3.200 kilometer dari hulu hingga muara. Mereka berdiri di atas papan SUP mereka, menatap ke arah yang jauh. Mereka tahu, mereka telah melewati lebih dari sekadar sungai. Mereka telah melewati tantangan besar dalam diri mereka sendiri.

“Sungai ini mengajarkan kami banyak hal,” kata Günter. “Kami tidak hanya mengarungi air, kami mengarungi hidup.”

Barbara tersenyum. “Kami tidak hanya mendayung. Kami belajar. Kami tumbuh.”

Mereka tidak tahu apakah mereka akan kembali untuk berpetualang lagi. Yang mereka tahu adalah mereka telah menjalani perjalanan yang tak terlupakan. Perjalanan yang akan mereka kenang selamanya.

Mereka mengerti satu hal. Alam ini memberi mereka banyak pelajaran, tapi yang paling penting adalah, alam ini harus dijaga. Jika kita merusak alam, kita merusak diri kita sendiri.

“Ini lebih dari sekadar petualangan,” kata Günter. “Ini adalah panggilan untuk menjaga apa yang kita punya.” (Sulung Prasetyo)

Catatan editor : cerita perjalanan ini telah dimuat dalam artikel majalah Paddler edisi Februari 2025.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours